Advertisement
Pemkab Sleman Lakukan Percepatan Intervensi Stunting dengan Program Genting

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pemerintah Kabupaten Sleman meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di Aula Unit I Setda Sleman, Senin (25/8/2025). Program ini menjadi wujud percepatan intervensi stunting atau tengkes di Bumi Sembada.
Sekretaris Daerah Sleman, Susmiarto, mengatakan prevalensi tengkes di Sleman menunjukkan tren penurunan. Tren ini mengacu pada data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) 2024 yang menunjukkan angka tengkes turun 0,1% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 4,41%.
Advertisement
BACA JUGA: Dokter Residen di RSUP Dr Sardjito Alami Kekerasan dari Keluarga Pasien
Menurut Susmiarto, penurunan angka tengkes dapat dibaca bahwa ada progres setiap upaya intervensi tengkes. Sebab itu, dia mengajak kembali seluruh pihak baik, termasuk dunia usaha untuk berkontribusi aktif dalam pencegahan tengkes.
“Solidaritas sosial lintas sektor sangat penting untuk mewujudkan Sleman zero stunting,” kata Susmiarto dalam keterangan tertulis.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Sleman, dr. Novita Krisnaeni, mengatakan program Genting pada 2025 menyasar enam kapanewon dengan prevalensi tengkes di atas rata-rata kabupaten.
Penyelenggaraan program ini juga berkolaborasi dengan Baznas Sleman dan BPR Bank Sleman melalu pemberian nutrisi kepada keluarga berisiko stunting. Dukungan nutrisi berupa paket telur bernama Telur Bahagia untuk ibu hamil dan anak usia di bawah usia 23 bulan.
Rinciannya, Baznas Sleman menyalurkan bantuan untuk 50 keluarga di Kapanewon Seyegan, Turi, Moyudan, Kalasan, dan Prambanan, sedangkan BPR Bank Sleman menyasar dua belas keluarga di Kapanewon Ngemplak. Setiap penerima manfaat mendapat paket telur selama 90 hari.
Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga DIY, Mohamad Iqbal Apriansyah, menegaskan bahwa program Genting merupakan gerakan berkelanjutan berbasis pencegahan, bukan sekadar program bantuan.
“Orang tua asuh tidak hanya memberi makanan, tapi juga ikut memantau tumbuh kembang anak. Fokus utama tetap pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia dini, terutama di periode emas 1000 hari pertama kehidupan,” kata Iqbal.
Melalui progam ini, Iqbal memiliki harapan besar agar kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang semakin meningkat. Dengan begitu, generasi Sleman dapat tumbuh sehat, cerdas, dan siap menyongsong generasi emas 2045.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Insiden Pesawat Terbakar, Aktivitas Bandara Ilaga Sudah Normal
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- DPR RI Kecam Pemerkosa di Gunungkidul yang Paksa Korban Berdamai
- Pingsan Nonton Karnaval, Lansia Kulonprogo Meninggal Dunia Setelah Dibawa ke RS
- Sidang Perdana Kasus Penipuan Rp2 Miliar, Terdakwa YAM Didakwa Pasal 378 dan 372 KUHP
- TNI Akan Bantu Pengamanan di Kejari Gunungkidul, Begini Alasannya
- Pemeliharaan Rutin, Selokan Mataram-Van Der Wijck Akan Ditutup
Advertisement
Advertisement