Advertisement

Indeks Pembangunan Literasi Bantul Tertinggi Kedua di DIY Setelah Jogja

Ujang Hasanudin
Rabu, 01 Oktober 2025 - 22:27 WIB
Ujang Hasanudin
Indeks Pembangunan Literasi Bantul Tertinggi Kedua di DIY Setelah Jogja Ilustrasi budaya li terasi membaca buku - ist - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bantul menyebut skor Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Bantul 2025 mencapai 82,90 persen.

"Skor IPLM ini tertinggi kedua setelah Kota Jogja. Masuk kategori tinggi" kata Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bantul, Zanita Sri Andanawati, Rabu (1/10/2025).

Advertisement

Zanita mengatakan skor IPLM masuk kategori tinggi. Sementara IPLM secara nasional tertinggi adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dengan demikian IPLM Bantul dan Kota Jogja termasuk paling bagus secara nasional.

Menurutnya skor IPLM tahun ini meningkat dibanding 2024 lalu 82,60 persen. Sekedar diketahui IPLM sebuah indikator yang digunakan pemerintah Indonesia untuk mengukur tingkat pembangunan literasi masyarakat melalui pengembangan perpustakaan sebagai sarana belajar sepanjang masa.

Dikatakan Zanita sebenarnya budaya membaca di Bantul sudah termasuk tinggi. Hanya tidak merata di tiap padukuhan. IPLM tertinggi masih pada wilayah perkotaan. Sementara di beberapa kalurahan dan padukuhan budaya baca masih kurang bahkan perpustakaan tidak menjadi pusat kegiatan utama. “Biasanya masih menggunakan tepat wisata atau kantor untuk bergegiatan, bukan perpustakaan yang ada di kalurahan,” ucapnya.

BACA JUGA: Tingkatkan Literasi dan SDM, Pemkab Bantul Hadirkan Pojok Baca di Pelosok Dusun

Tingginya budaya baca di Bantul juga sejalan dengan tingginya tingkat kunjungan ke Perpustakaan Daerah Bantul. Saat ini kunjungan ke Perpustakaan Daerah Bantul mencapai 300-400 orang dalam sehari, meningkat dari sebelumnya di perpustakaan lama hanya 100-150 orang. 

"Sekarang di Perpustakaan Daerah Bantul yang baru kami sampai kewalahan menerima kunjungan sampai ratusan orang dari sekolah. Belum lagi dari masyarakat umum, mahasiswa, dan aparatur sipil negara," ucap Zanita.

Bupati menekankan bahwa perpustakaan daerah hingga perpustakaan di tingkat kalurahan sampai padukuhan saat ini bukan lagi sekadar tempat menyimpan dan meminjam buku, melainkan harus menjadi pusat kegiatan masyarakat.

“Melalui pendekatan literasi berbasis inklusi sosial, perpustakaan hadir untuk memberdayakan masyarakat, membuka akses informasi, mendukung pendidikan sepanjang hayat, dan mendorong kreativitas generasi muda,” tegas Halim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Hunian Pekerja Konstruksi di IKN Terbakar, Begini Kronologinya

Hunian Pekerja Konstruksi di IKN Terbakar, Begini Kronologinya

News
| Rabu, 01 Oktober 2025, 23:27 WIB

Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa

Wisata
| Selasa, 23 September 2025, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement