Advertisement

Puluhan Guguran Lava Terjadi di Gunung Merapi dalam Sepekan

Catur Dwi Janati
Minggu, 12 Oktober 2025 - 05:07 WIB
Ujang Hasanudin
Puluhan Guguran Lava Terjadi di Gunung Merapi dalam Sepekan Arsip-Foto pengamatan visual BPPTKG menunjukkan guguran awan panas di Gunung Merapi, Kamis (25/1/2024). - ist - BPPTKG

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN — Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dalam sepekan terakhir. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat adanya peningkatan volume Kubah Lava Barat Daya serta sejumlah guguran lava di berbagai arah.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan, berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental periode 3–9 Oktober 2025, teramati 15 kali guguran lava ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.900 meter. Selain itu, guguran lava juga tercatat 49 kali ke arah Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 meter, dan 75 kali ke arah Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 meter.

Advertisement

Agus menambahkan, hasil analisis foto udara menunjukkan adanya penambahan volume Kubah Lava Barat Daya sekitar 235.000 meter kubik, sehingga total volumenya kini mencapai 4.414.900 meter kubik.
Sementara itu, volume Kubah Tengah belum dapat diukur karena sebagian area tertutup asap. “Berdasarkan survei drone pada periode sebelumnya, volume Kubah Tengah terukur sebesar 2.368.800 meter kubik,” jelasnya, Sabtu (11/10/2025).

Dari hasil foto termal, lanjut Agus, terjadi sedikit penurunan suhu pada kedua kubah lava. Suhu Kubah Barat Daya turun 0,2°C menjadi 247,6°C, sedangkan suhu Kubah Tengah juga menurun 0,2°C menjadi 218,6°C dibandingkan pengukuran sebelumnya.

Dalam sepekan tersebut, jaringan seismik Gunung Merapi merekam 21 gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 778 gempa Fase Banyak (MP), 2 gempa Low Frequency (LF), 578 gempa Guguran (RF), dan 3 gempa Tektonik (TT). “Intensitas kegempaan pada periode ini lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya,” ungkap Agus.

Berdasarkan keseluruhan hasil pengamatan, BPPTKG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi dan bersifat erupsi efusif. Status aktivitas saat ini tetap berada pada tingkat “SIAGA” (Level III).
Data pemantauan juga menunjukkan suplai magma masih berlangsung, yang berpotensi memicu awan panas guguran (APG) di dalam wilayah potensi bahaya.

Adapun potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol sejauh maksimal 5 km.
Sementara itu, lontaran material vulkanik akibat letusan eksplosif dapat menjangkau radius hingga 3 km dari puncak.

Agus mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya, serta selalu waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat turun hujan di sekitar Gunung Merapi.

“Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat hujan di kawasan Gunung Merapi,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Seorang Prajurit TNI Tewas Diserang OPM di Teluk Bintuni

Seorang Prajurit TNI Tewas Diserang OPM di Teluk Bintuni

News
| Minggu, 12 Oktober 2025, 08:07 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement