Advertisement
Banjir Surut, Petani Kulonprogo Bisa Panen Jagung dan Cabai
 Foto ilustrasi jagung siap dipanen. - dok - Harian Jogja
                Foto ilustrasi jagung siap dipanen. - dok - Harian Jogja
            Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Setelah banjir merendam lahan pertanian di empat kapanewon, petani di Kulonprogo kini bisa kembali memanen jagung dan cabai. Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) memastikan genangan telah surut dan kondisi tanaman tetap produktif.
Banjir terjadi pada Rabu (29/10/2025) pagi, imbas hujan dengan intensitas tinggi sehari sebelumnya. Lahan pertanian seperti jagung, padi, dan cabai turut terendam dengan luasan mencapai beberapa hektare. Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kulonprogo turut memantau dampak banjir terhadap areal pertanian.
Advertisement
Kepala Bidang Produksi dan Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Dispertapa Kulonprogo, Wazan Mudzakir, mengakui bahwa banjir di areal pertanian cukup besar. Menurutnya, terdapat lahan padi, jagung, dan cabai yang terendam banjir pada Rabu (29/10/2025) pagi.
“Lahan jagung seluas 69 hektare sempat terendam banjir di Sentolo, Lendah, Panjatan, dan sedikit di Temon. Sedangkan cabai 29 hektare yang terendam, masing-masing 50 persen di Panjatan dan 50 persen di Temon, serta sedikit di Galur,” katanya, Jumat (31/10/2025).
BACA JUGA
“Kerusakan terhadap cabai dan jagung terjadi ketika tiga hari berturut-turut terendam banjir. Dari pantauan hari ini, alhamdulillah aman dan masih bisa panen karena memang tidak ada hujan lagi,” tambah Wazan.
Untuk lahan padi, tercatat mencapai 662 hektare yang terendam banjir kemarin. Namun, kondisinya masih aman dan sehat karena tidak terlalu terdampak. Menurutnya, pertanian padi, jagung, dan cabai yang sempat terendam kini masih aman dan tidak terdampak banjir sebelumnya.
Wazan mengaku untuk padi memang masih aman meskipun terkena banjir, lantaran yang lebih mengkhawatirkan adalah pertanian jagung dan cabai. Saat ini, lahan pertanian yang sempat terendam sudah mulai surut karena intensitas hujan menurun.
“Kalau terus-menerus terendam banjir bisa terjadi kerusakan. Sampai hari ini dampak banjir kemarin aman, semoga tidak ada hujan lebat lagi,” ucapnya.
Wazan mengimbau para petani yang menghadapi musim hujan agar memperbaiki dan membersihkan saluran drainase yang tersumbat sehingga tidak menimbulkan genangan. Untuk lahan pertanian yang langganan banjir, petani dapat memilih varietas padi tahan genangan, karena memang sudah tersedia. Tujuannya untuk meminimalkan risiko kerusakan ketika terjadi banjir besar.
“Sarana produksi dan hasil panen agar disimpan dan diolah dengan baik agar aman dari hujan, sehingga penanganan pascapanen tetap diperhatikan dan hasilnya tetap bagus,” ujar Wazan.
Menurutnya, varietas padi tahan genangan yakni Inpari 30, yang tahan rendaman hingga 15 hari dan mampu pulih setelah genangan surut. Pemilihan varietas tersebut menjadi langkah konkret bagi petani selama menghadapi musim penghujan.
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
 
    
        Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



















 
            
