Advertisement
Menu MBG Harus Variatif Agar Tak Picu Inflasi
Foto ilustrasi Makan Bergizi Gratis berupa sayur, ayam goreng lengkap dengan buah dan susu, dibuat menggunakan Artificial Intelligence - AI.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat memicu kenaikan harga sejumlah bahan pokok hingga inflasi. Untuk mengantisipasinya, menu MBG setiap hari harus bervariasi sehingga tidak terjadi lonjakan permintaan satu komoditas yang sama di saat bersamaan.
Program MBG di DIY sudah berjalan selama hampir setahun. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pun sudah beroperasi sekitar 60 unit, dengan produksi masing-masing setidaknya 2.000 paket MBG setiap harinya.
Advertisement
Kabiro Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda DIY, Eling Priswanto, menjelaskan berdasarkan pantauan Tim Pengendali Inflasi Daerahh (TPID) DIY, beberapa bahan pokok mengalami kenaikan harga secara anomali, karena tidak terjadi permintaan signifikan di pasar.
“Harga komoditas cabai, bawang merah dan telur mengalami sedikit kenaikan. Padahal animo pembeli di pasar tidak mengalami peningkatan signifikan. Di pasar malah cenderung sepi, tapi harga kulakan meningkat, mungkin ada faktor permintaan lain,” ujarnya beberapa waktu lalu.
BACA JUGA
Untuk cabai dan bawang merah, faktor utama yang memicu kenaikan harga adalah cuaca sehingga menurunkan produksinya. Namun di samping itu, menurutnya pelaksanaan MBG juga turut memicu kenaikan harga termasuk pada komoditas telur.
“Memang betul, jadi dengan adanya permintaan, program MBG ini tentunya juga sifatnya menambah permintaan. Logikanya, ketika masyarakat berbelanja dalam sebulan membeli telur 2 kg, dengan adanya MBG tidak mungkin masyarakat menurunkan belanjanya, belanjanya yang tetap. Plus ini permintaan dari MBG. Otomatis ada permintaan yang meningkat,” paparnya.
Peningkatan permintaan telur ini salah satunya terjadi di PT Janu Putro, perusahaan peternak telur ayam di Lendah, Kulonprogo. Dengan produksi telur sebanyak 1,2 ton setiap hari, dapat terserap habis setelah adanya program MBG.
“Artinya itu sudah bukti konkret bahwa MBG ini memang mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Cuma yang perlu kita waspadai jangan sampai justru meningkatnya permintaan ini cenderung bisa menaikkan inflasi juga,” kata dia.
Maka perlu ada upaya antisipasi agar tidak terjadi kenaikan harga signifikan hingga inflasi. Salah satunya yakni variasi menu setiap hari pada tiap-tiap SPPG agar permintaan tidak terpusat pada satu komoditas di hari yang sama.
“Misal dalam satu hari di Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, lauknya sama, daging semua atau telur semua, itu tentunya bisa mendorong terjadinya inflasi,” ungkapnya.
Di DIY sudah dibentuk Satgas MBG dan Pokja MBG. Melalui keduanya harapkan ke depan tata kelola MBG lebih lebih rapi lagi, sehingga manfaatnya lebih optimal, tidak malah menyebabkan inflasi. “Jadi memang perlu adanya tata kelola yang lebih baik dari sisi pelaksanaan teknis dan ini juga kita harapkan bisa ditiru atau ditindaklanjuti di level kabupaten/kota,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bupati Bener Meriah Bantah Isu 80 Ton Bantuan Korban Bencana Hilang
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Anak ke Vredeburg Naik, Fasilitas Bermain Direvitalisasi
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Selasa 16 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Selasa 16 Desember 2025, Ini Lokasinya
- Jadwal DAMRI Jogja-YIA Selasa 16 Desember 2025, Tarif Rp80 Ribu
- Disnakertrans Bantul Lepas 3 KK Transmigrasi ke Poso
Advertisement
Advertisement



