Advertisement
Ribuan Hektare Sawah di Kulonprogo Terendam Banjir, Ini Langkah Dinas
Ilustrasi banjir - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO— Hujan deras yang mengguyur Kulonprogo menyebabkan 2.801 hektare sawah padi terendam banjir. Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapang) setempat kini melakukan pemantauan intensif untuk menilai potensi kerusakan tanaman.
Kepala Bidang Produksi dan Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dispertapang Kulonprogo, Wazan Mudzakir, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat total 3.741 hektare lahan padi yang sedang dalam masa tanam.
Advertisement
Data Sebaran Lahan Terdampak Banjir
Dari total luas tanam tersebut, sebanyak 2.801 hektare dilaporkan terendam banjir akibat hujan ekstrem yang terjadi sejak Jumat (26/12/2025). Adapun sebaran lahan yang terdampak meliputi beberapa wilayah berikut:
BACA JUGA
- Kapanewon Temon
- Kapanewon Wates
- Kapanewon Panjatan
- Kapanewon Galur
- Kapanewon Lendah
- Kapanewon Pengasih
- Kapanewon Sentolo
- Sebagian kecil di Kapanewon Kokap
“Luasan padi yang terendam banjir sekarang sedang dipantau secara intensif. Tanaman padi relatif tahan terhadap genangan asalkan banjir tidak berlangsung berhari-hari,” ujar Wazan, Minggu (28/12/2025).
Sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) kebencanaan pertanian, dampak kerusakan tanaman baru dapat disimpulkan setelah tiga hari pascabanjir. Saat ini, status ribuan hektare sawah tersebut masih dikategorikan sebagai "tergenang", bukan "rusak".
“Jika air segera surut dan tidak ada hujan berkepanjangan, tanaman masih memiliki peluang besar untuk bertahan hidup (survival),” imbuh Wazan.
Tantangan Drainase dan Masalah Sampah
Salah satu kendala utama dalam penanganan genangan ini adalah tersumbatnya saluran drainase akibat tumpukan sampah yang terbawa arus. Sumbatan ini memperlama durasi genangan yang berisiko merusak akar dan batang padi.
Dispertapang mendorong masyarakat dan pemerintah kalurahan untuk bergotong royong membersihkan titik-titik sumbatan. Meskipun langkah antisipasi bersama Kelompok Tani dan Petani Pemakai Air (P3A) telah dilakukan sebelumnya, volume air yang besar sering kali membawa material baru yang menghambat aliran.
Risiko Berdasarkan Usia Tanaman
Dampak genangan ini bervariasi tergantung pada fase pertumbuhan padi:
- Usia 2 Minggu - 1 Bulan: Mayoritas padi di Kulonprogo berada pada fase ini karena baru memasuki masa tanam pertama. Risiko busuk batang mengintai jika genangan bertahan lama.
- Mendekati Masa Panen: Di beberapa lokasi, padi sudah siap panen. Risiko terbesarnya adalah tanaman roboh akibat terjangan air dan angin, yang membuat proses pengeringan gabah menjadi lebih rumit.
Wazan memastikan pihaknya berkomitmen untuk terus memantau perkembangan di lapangan setiap harinya. Langkah ini diambil guna memastikan penanganan yang tepat agar petani tetap bisa bangkit dan meminimalkan kerugian ekonomi.
“Saat ini air sudah mulai surut. Semoga tidak turun hujan lebat lagi yang kembali merendam lahan pertanian warga,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Menyusuri Sungai Sekonyer, Gerbang Wisata Orang Utan Tanjung Puting
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




