Advertisement
Animal Rescue Dominasi Evakuasi Damkar Sleman 2025
Kantor Damkar Godean Sleman - ist - Google
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Damkar Sleman mencatat 1.720 kegiatan evakuasi sepanjang 2025. Sebanyak 95 persen di antaranya merupakan penyelamatan hewan, didominasi ular dan tawon.
Selain penyelamatan hewan, petugas Damkar Sleman juga menangani berbagai jenis evakuasi lainnya. Penyelamatan kategori non-penanganan khusus tercatat sebanyak 63 kasus (3,7%), sementara aksi pelepasan cincin mencapai 12 kasus (0,7%). Adapun penyelamatan di ketinggian menjadi kategori paling sedikit dengan 6 kasus (0,3%).
Advertisement
Tingginya angka animal rescue mengindikasikan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap penanganan hewan, baik hewan peliharaan maupun satwa liar yang masuk ke permukiman. Hal ini sekaligus menegaskan peran krusial Damkar dalam situasi darurat non-kebakaran.
Meski permintaan evakuasi sangat tinggi, petugas Damkar Sleman masih menghadapi tantangan serius. Kepala Seksi Operasional dan Investigasi (Ops) Bidang Damkar Satpol PP Sleman, Nawa Murtiyanto, mengungkapkan dua kendala utama: keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan ketiadaan Alat Pelindung Diri (APD) khusus penanganan tawon.
BACA JUGA
“Kami sama sekali tidak punya APD Tawon. Nol unit,” tegas Nawa saat dihubungi, Rabu (31/12/2025).
Ketiadaan perlengkapan ini berdampak langsung pada keselamatan petugas. Tercatat sudah ada delapan kejadian petugas tersengat tawon saat bertugas. Kondisi ini sangat merugikan mengingat jumlah personel yang terbatas untuk melayani seluruh wilayah Sleman.
Nawa mencatat kemunculan ular dan tawon di permukiman mengalami peningkatan setiap bulannya. Hingga November 2025, terdapat 1.400 laporan non-kebakaran, di mana 90% di antaranya merupakan laporan gangguan ular dan lebah. Selain di rumah warga, kedua hewan ini juga sering ditemukan di fasilitas umum dan instansi pendidikan.
Berdasarkan pola tahunan, laporan sarang tawon biasanya meningkat signifikan saat memasuki musim hujan. Sementara itu, ular yang saat ini tengah memasuki fase bertelur diprediksi akan meningkatkan populasi dan laporan gangguan pada tahun depan.
Komandan Regu I Bidang Damkar Satpol PP Sleman, Bayu Ibrahim Aji, menjelaskan bahwa evakuasi ular memiliki kesulitan tersendiri. Hewan melata ini kerap bersembunyi di celah-celah tumpukan benda yang sempit.
"Situasi ini menimbulkan kesulitan tersendiri dalam proses evakuasi. Berbeda dengan evakuasi tawon, untuk menangani ular petugas setidaknya hanya memerlukan tongkat penjepit (snake hook/tong)," ujar Bayu.
Damkar Sleman pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melapor melalui saluran resmi jika menemukan hewan berbahaya di lingkungan rumah guna menghindari jatuhnya korban luka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sejarah Tahun Baru, Dari Mesopotamia hingga Kalender Masehi
Advertisement
Musim Liburan, Wisata Jip Merapi Diserbu hingga 20 Ribu Orang
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



