Advertisement

Disbud Jogja Gali Sejarah Serbuan Kotabaru

Abdul Hamied Razak
Selasa, 10 April 2018 - 04:50 WIB
Bhekti Suryani
Disbud Jogja Gali Sejarah Serbuan Kotabaru Monumen Serbuan Kotabaru./Harian Jogja - Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Untuk menggali dan mengingat kembali peristiwa Kotabaru, Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Jogja akan menggelar seminar sejarah dan jelajah budaya. Pelaku sejarah peristiwa serbuan Kotabaru akan dihadirkan pada seminar tersebut.

Kepala Seksi Sejarah Disbud Kota Jogja Tri Sotya Atmi menjelaskan masa penjajahan Belanda dan Jepang memiliki kisah perjuangan yang cukup menguras emosi, tenaga dan pikiran. "Jepang turut menduduki Kota Jogja. Adanya tentara Jepang yang menduduki wilayah Kotabaru melatarbelakangi para pejuang untuk melakukan serbuan," katanya kepada HarianJogja.com, Senin (9/4/2018).

Selain itu, masih adanya bendera Jepang yang berkibar di Gedung Agung juga menyulut semangat perjuangan. Serbuan para pejuang di Kotabaru tersebut menyebabkan 21 pejuang gugur. Selanjutnya, nama-nama pejuang tersebut dijadikan nama jalan. Seperti Faridan M Noto, I Dewa Nyoman Oka, dan Atmo Sukarto. Dari pihak Jepang ada 27 tentara yang tewas dan 360 tentara lainnya dimasukkan ke penjara Wirogunan.

Untuk menggali peristiwa sejarah tersebut, Disbud menggelar Seminar Sejarah pada Rabu (11/4/2018) di Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman. "Kami mengangkat tema Mengenang Peristiwa Serbuan Kotabaru. Tema ini penting mengingat pentingnya peristiwa itu bagi rakyat Indonesia," katanya.

Disbud ingin mengajak masyarakat untuk ikut menggali dan mengingat kembali peristiwa bersejarah yang terjadi di Kota Jogja. Selain untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat, seminar tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme.

Selain menghadirkan ahli sejarah dari Balai Pelestari Nilai Budaya DIY Darto Harnoko, pada seminar tersebut juga dihadirkan Sejarahwan UNY Sardiman dan unsur TNI AD Letkol Caj. Aris Harliyadi. "Kami hadirkan pelaku sejarah serbuan kotabaru yang saat ini masih hidup. Bapak Samdi, saat ini usianya 90 tahun," katanya.

Untuk mengetahui alur Serangan Kotabaru, Disbud selanjutnya menggelar Jelajah Budaya pada Kamis (12/4/2018). Pada kegiatan tersebut, peserta diajak untuk melihat kembali spot-spot yang memiliki nilai historis terkait Serbuan Kotabaru. Mulai Museum Sandi, Kantor Asuransi Jiwasraya, SMPN 5 Jogja, Rumah Sakit dr. Soetarto, SMA Bopkri I hingga Monumen Tetengger Serbuan Kotabaru. "Kami mengajak sejumlah komunitas, desa budaya, guru dan siswa untuk mengikuti Jelajah Budaya ini," ujarnya.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Barbados Mengumumkan Mengakui Palestina Sebagai Sebuah Negara

News
| Sabtu, 20 April 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement