Advertisement

Sampah Timbulkan Bau, Pengelola TPST Piyungan Minta Maaf

Ujang Hasanudin
Sabtu, 21 April 2018 - 12:17 WIB
Nina Atmasari
Sampah Timbulkan Bau, Pengelola TPST Piyungan Minta Maaf Tumpukan sampah di TPAS Piyungan, Kamis (19/4/2018). Saat ini volume sampah yang dibuang ke TPAS tersebut sudah hampir 600 ton per hari. Meningkat dari tahun lalu yang berkisar 450-500 ton per hari. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL- Balai Pengelolaan Infrastruktur Sanitasi, dan Air Minum Perkotaan (Pisam) DIY, instansi yang menangani tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Piyungan memohon maaf kepada warga sekitar TPST yang merasa terganggu akibat yang ditimbulkan dari tumpukan sampah.

"Namanya sampah pasti menimbulkan bau, kami minta maaf jika warga terganggu," kata Kepala Balai Pisam, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi Sumber Daya Mineral DIY, Agung Satrio, melalui sambungan telepon, Jumat (20/4/2018).

Advertisement

Kondisi TPST Piyungan banyak dikeluhkan warga sekitar karena aroma tidak sedap yang ditimbulkan dari sampah, serta debu dari truk-truk pengangkut sampah yang saban hari melintas sekitar pemukiman warga.

Agung tidak menampik kondisi TPST Piyungan saat ini sudah tidak kondusif. Luas lahan TPTS Piyungan hanya 12,5 hektare dengan kapasitas 2,4 juta meter kubik sampah. Kapasitas tersebut sudah terpenuhi sejak dua tahun lalu. Namun sampah yang menumpuk diupayakan sedikit-sedikit ditimbun dengan tanah, sehingga area TPST masih memungkinkan untuk menampung sampah.

Sampah yang dibuang ke lokasi tersebut saat ini sudah mencapai sekitar 600 ton per hari. Meningkat dari tahun lalu yang hanya 450-00 ton per hari. Sementara sampah yang dibuang semua campur aduk mulai dari sampah organik hingga sampah anorganik. Sehingga TPST Piyungan juga berfungsi menjadi tempat pemilahan dan pengolahan sampah.

"Idealnya memang TPST Piyungan itu menjadi tempat pemusnahan sampah. Tapi baru mampu menjadi pengolahan," kata Agung.

Pihaknya tengah mencari investor yang siap untuk memusnahkan sampah. Ia mengaku sudah ada beberapa investor yang bertanya-tanya soal penawaran tersebut. Namun investor masih mempertimbangkannya.

"Salah satunya perusahaan yang akan menjadikan sampah menjadi bahan bakar. Tapi masih belum ada kelanjutan lagi," ujar Agung.

Kepala Pengelola TPST Piyungan, Sarjani mengaku kondisi TPST Piyungan sudah tidak kondusif. Karena tidak ada jam kerja yang pasti. Selama ini truk-truk sampah terus berdatangan selama 24 jam. Sementara sistem pembongkaran sampah di lokasi juga masih manual sehingga antrian truk yang masuk nyaris terjadi setiap hari.

"Terkadang warga mengeluh karena antrian truk sampai depan pemukiman," ucap Sarjani. Sementara jalan masuk TPST Piyungan merupakan jalan milik warga.

Sebelumnya, Anggota DPRD Bantul, Setya meminta metode pengolahan sampah di TPST Piyungan harus diubah sehingga tidak menimbulkan bau. Pihaknya yakin DIY memiliki banyak ahli dalam pengolahan sampah, selama Pemda DIY ada kemauan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal

News
| Jum'at, 19 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement