Advertisement

Gila Selfie, Pengunjung Art Jog Rusak Karya Seni

Salsabila Annisa Azmi
Selasa, 05 Juni 2018 - 15:50 WIB
Bhekti Suryani
 Gila Selfie, Pengunjung Art Jog Rusak Karya Seni Pengunjung mengambil foto di depan karya seni yang dipamerkan di Art Jog 2018, Senin (5/6/2018). - Harian Jogja/Salsabila Annisa Azmi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Kesuksesan Art Jog 2018 dalam menggaet sekitar 65.000 pengunjung menimbulkan konsekuensi. Euforia pengunjung dalam berselfie di karya seni menjadi evaluasi panitia untuk Art Jog tahun depan. Pasalnya, ada satu karya yang rusak karena terlalu sering terinjak oleh pengunjung.

Media Publication Art Jog 2018 Nurul Amalia mengatakan tahun ini jumlah pengunjung lebih banyak dibanding tahun lalu. Hal tersebut membuat karya milik Handiwirman yang berjudul Toleranintoleransi mengalami retak.

Advertisement

"Prosedur ganti rugi itu kebijakan seniman, tetapi senimannya sudah memutuskan untuk mengikhlaskan," kata Nurul setelah penutupan Art Jog 2018 di Jogja National Museum, Senin (4/6/2018).

Nurul menjelaskan memang pengunjung Art Jog 2018 lebih banyak dibanding tahun lalu, sehingga panitia bekerja lebih keras untuk mengingatkan pengunjung agar lebih menghargai karya seniman.

Caranya mereka tidak boleh menyentuh karya seni dan merusaknya. Setiap ada yang berfoto terlalu dekat dengan karya seni akan diingatkan panitia. Nurul mengatakan berfoto dengan background karya sah-sah saja karena hal itu juga bermanfaat buat publikasi karya seniman. "Tetapi sebenarnya harus ditag ke akun Instagram senimannya juga," jelas Nurul.

Nurul tak menampik jika banyaknya kalangan masyarakat yang datang menikmati Art Jog 2018 salah satunya agar bisa berfoto ria. Supaya pengunjung tetap nyaman berkunjung ke Art Jog tanpa harus mengabaikan aturan, Nurul mengatakan akan terus mengedukasi pengunjung melalui agenda Meet The Artist di mana para seniman bercerita tentang proses dan makna karya seninya.

Salah satu pengunjung asal Solo, Linggar Noorhalisa mengatakan alasan dirinya jauh-jauh datang dari Solo memang karena galeri seni tersebut terasa sebagai wahana foto. Meskipun Linggar juga tak menampik, dia terkesan dengan deskripsi karya seni yang menempel di tembok memberinya banyak edukasi tentang seni. "Jadi kayak gitu [deskripsi seni di tembok] yang paling berpengaruh. Kita gak hanya foto aja, tapi juga tambah tahu tentang seni," kata Linggar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement