Advertisement

Siswa STMJ Nusantara Yogyakarta Perdalam Kemampuan Jurnalistik Bersama Harian Jogja

Kusnul Isti Qomah
Rabu, 18 Juli 2018 - 11:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Siswa STMJ Nusantara Yogyakarta Perdalam Kemampuan Jurnalistik Bersama Harian Jogja Fotografer Harian Jogja Desi Suryanto ketika menyampaikan materi seputar fotografi jurnalistik di Griya Harian Jogja, Jogja, Rabu (18/7/2018). - Harian Jogja/Nugroho Nurcahyo

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas di bidang jurnalistik, belasan peserta didik Sekolah Teknik Menulis Jangkar (STMJ) Nusantara Yogyakarta mengikuti pelatihan di Griya Harian Jogja, Jogja, Rabu (18/7/2018).

Fokus pelatihan yang diikuti yakni fotografi jurnalistik, teknik menulis, dan strategi media.

Advertisement

Materi pertama yang diberikan seputar fotografi jurnalistik dengan pemateri Fotografer Harian Jogja Desi Suryanto. Ia menyebutkan, materi yang diberikan yakni dasar-dasar fotografi jurnalistik, perbedaan fotografi jurnalistik dengan dokumenter, serta bagaimana foto yang sudah diproduksi bisa menjadi materi foto jurnalistik.

"Saya sampaikan pula perkembangan media saat ini dalam kaitannya penggunaan foto, perkembangan terknologi jurnalisme warga yang nantinya mereka bisa menggunakan alat yang dipunya untuk reportase fotografi," papar dia, Rabu (18/7/2018).

Ia mengatakan, hal tersebut berarti jurnalisme warga menjadi sangat mudah, tetapi bagaimana tetap bertanggung jawab dan kredibel. "Peserta jangan mau membuat hoaks atau menyampaikan foto yang tidak jelas sumbernya. Bagaimana hak cipta foto mereka tidak melayang begitu saja. Budaya salin tempel dan like & share sekarang sangat mudah jadi tidak ketahuan yang buat pertama kali siapa," jelas dia.

Desi menjelaskan, karena kemajuan teknologi orang bisa dengan mudah membuat sebuah foto. Semua orang, baik tua maupun muda bisa menyampaikan informasi melalui foto. "Tinggal bagaimana kita memberikan keterangan," ungkap dia.

Menurutnya, terkadang foto yang dihasilkan tidak bisa memberikan semua informasi misalnya waktu dan lokasi yang tidak jelas. Untuk itu, perlu dibuat keterangan singkat mengenai foto tersebut sehingga orang lain mendapatkan informasi yang utuh.

Redaktur Pelaksana Harian Jogja Nugroho Nurcahyo mengaku senang dengan kegiatan tersebut. Ia mengatakan, para peserta pelatihan kebanyakan mahasiswa dari luar Jawa yang ingin belajar dan membuat laporan jurnalistik di daerahnya masing-masing.

"Kami senang teman-teman Jangkar Nusantara memercayakan kepada kami untuk memberikan pelatihan menulis jurnalistik. Kemampuan jurnalistik memang sebaiknya diketahui khalayak luas, termasuk para mahasiswa agar mereka bisa menjadi story teller yang baik. Setidaknya dengan tahu dasar-dasar jurnalistik, mahasiswa bisa menuangkan ide kritis melalui laporan yang objektif dan memenuhi kaidah-kaidah penulisan jurnalistik," ujar dia.

Dalam pelatihan ini, Nugroho Nurcahyo menjadi pemateri kedua dan memberikan pelatihan mengenai teknik menulis dan strategi media.

Kepala STMJ Nusantara Yogyakarta Fransisco PG mengatakan, Jangkar Nusantara merupakan sebuah portal media online di mana para penulisnya memiliki beragam latar belakang. Ada yang berasal dari Ambon, Flores, Atambua, hingga Batam.

Jangkar Nusantara merupakan organisasi yang ingin memberikan dampak positif kepada kebhinekaan. Jangkar Nusantara terbuka untuk mahasiswa, siswa, maupun masyarakat umum yang ingin belajar menulis.

"Harapannya, ketika mahasiswa pulang ke daerah asal, mereka bisa menulis tentang daerah mereka dan diunggah ke media sehingga semua orang bisa tahu [potensi daerah mereka].

Dari kunjungan dan kerja sama dengan Harian Jogja ini, diharapkan para peserta yang merupakan mahasiswa dari berbagai universitas di DIY memahami betul soal cara kerja media.

"Jadinya enggak asal nulis. harapannya mereka bisa memberikan info yang benar. Kami juga ingin menangkis hoaks," ujar dia.

"Kunjungan perusahaan ini kami lakukan juga untuk melihat proses produksi [Harian Jogja]."

Ia menjelaskan, untuk bergabung dengan Jangkar Nusantara sangat mudah. Seseorang hanya perlu memiliki minat untuk belajar. "Nanti harus menulis dulu dan akan dievaluasi. Mahasiswa, siswa, dan masyarakat umum bisa bergabung. Namun, memang selama ini kebanyakan masih mahasiswa," jelas dia.

Adapun kegiatan rutin yang dilakukan yakni diskusi terhadap suatu topik yang kemudian diangkat menjadi sebuah tulisan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement