Advertisement

OBITUARI KH SALIMI: Sosok Disiplin dan Pejuang Nilai-Nilai Pesantren

Irwan A Syambudi
Selasa, 31 Juli 2018 - 21:37 WIB
Nina Atmasari
OBITUARI KH SALIMI: Sosok Disiplin dan Pejuang Nilai-Nilai Pesantren Sejumlah orang menggotong keranda jenazah A Kyai Haji Salimi menuju kompleks Permakaman Masjid Pathok Negara Mlangi, Nogotirto, Gamping, Selasa (31/7/2018). - Harian Jogja/Irwan A. Syambudi

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Kyai Haji (KH) Salimi pengasuh Pondok Pesanten (Ponpes) As-Salimiyyah, Cambahan, Nogotirto, Gamping berpulang. Kepergian kyai yang dikenal sebagai pejuang pendidikan pesantren ini diiringi doa ratusan santri dan warga.

Pada Selasa (31/7/2018) sekitar pukul 16.00 WIB santri dan warga sudah mulai memadati kompleks Masjid Pathok Negara Mlangi, Nogotirto. Dengan mengenakan sarung dan peci santri dan warga bersiap menyambut jenazah yang sejurus kemudian digotong menggunakan keranda ke dalam masjid.

Advertisement

Sekitar lima menit jenazah almarhum KH Salimi selesai disalatkan, kemudian kembali digotong ke kompleks permakaman yang ada persis di belakang masjid. Para santri dan warga berjejalan ingin melihat kali terakhir seorang ulama sekaligus guru yang membersamai mereka dalam balajar agama.

Sebagian santri laki-laki berkaca-kaca melihat sang guru dimasukkan ke liang lahat. Sedangkan sanak keluarga yang berada lebih dekat dengan pusara tak hentinya mengucurkan air mata kesedihan. Prosesi pemakaman berjalan sekiar 15 menit, dilanjutkan lantunan doa dan tahlil hingga menjelang Magrib.

Usai berdoa, seorang pria bangkit dari dekat gundukan tanah yang masih basah yang penuh dengan taburan bunga. Pria itu adalah Na’imul Wa’in, putra ketiga dari almarhum KH Salimi. Setelah bangkit ia kemudian meraih dan memeluk anak-anaknya yang sedari tadi menangis sesenggukan.

Gus Na’im begitu biasa ia disapa kemudian berjalan pelan memunggungi pusara sang ayah. Ia masih menahan air mata di balik kacamata yang ia kenakan. Sambil berjalan ia bercerita tentang sang ayah yang telah mendidiknya sangat disiplin.

“Kalau dengan pendidikan anak luar biasa disiplinnya. Tapi kalau ke santri dan jamaan sangat lentur dan santai,” kata dia kepada Harian Jogja, Selasa.

Pendidikan disiplin itu membuat dirinya bersama dengan sembilan saudaranya yang lain menjadi patuh dan sangat menghargai orang tua. “Anak-anak itu tidak berani membantah orang tua, satu kata pun tidak berani, saking disiplinnya,” kata dia.

Selain disiplin, ayahnya yang meninggal dalam umur 70 tahun lebih itu juga sangat mendorong putra-putrinya untuk maju. “Yang sangat berkesan bagi saya adalah selalu memberikan motivasi kepada anak, ini luar biasa,” ujarnya.

Pengasuh Ponpes Mahasiswa Aswaja Nusantara Mlangi, Nogotirto, Gamping, Muhammad Mustafid juga mengungkapkan hal yang kurang lebih sama. Dirinya mangku kerap berkomunikasi dan berintekraksi langusng dengan almarhum KH Salimi.

Selain karena letak ponpes yang ia asuh dengan ponpes KH Salimi hanya berjarak kurang dari satu kilometer, almarhum dan dirinya juga sama-sama aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

Mustafid terkesan dengan perjuangan almarhum KH Salimi yang merupakan sesepuh dan menjadi salah satu Mustasyar Pengurus Wilayah NU (PWNU) DIY itu.

“Mbah Kyai Salimi merupakan sosok Kyai pejuang, pejuang yang kyai. Selain mengampu pesantren, beliau juga malang melintang di NU, partai politik, dan sosial kemasyarakatan. Beliau berjuang dengan berpegang teguh pada prinsip nilai nilai kepesantrenan,” kata dia.

Terakhir kali ia berdiskusi panjang lebar dengan almarhum saat bulan Syawal lalu. Dari diskusinya itu ia menilai almarhum adalah orang yang memang konsistem dalam berjuang. “Konsisten dalam berjuang, tidak kenal lelah, selalu semangat jika bicara perjuangan, dan motivator generasi muda dalam berjuang,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement