Advertisement

Pembangunan Pesisir Selatan, Belum Ada Sosialisasi kepada Warga

Ujang Hasanudin
Senin, 03 September 2018 - 09:10 WIB
Laila Rochmatin
Pembangunan Pesisir Selatan, Belum Ada Sosialisasi kepada Warga Wisatawan memadati Pantai Parangtritis, Sabtu (16/6/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL -- -Rencana pembangunan wilayah pesisir selatan sudah digembor-gemborkan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. Bahkan beberapa investor diklaim sudah siap membangun hotel dan restoran di wilayah timur Pantai Samas. Namun belum semua warga setempat mengetahuinya.

Hal itu diungkapkan Kasi Pemerintahan, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Sigit Dwi Ananta. Ia mengatakan rencana pembangunan sudah lama diutarakan Pemerintah Kabupaten Bantul untuk menangkap peluang adanya bandara baru di Kulonprogo yang direncanakan beroperasi pada 2019 mendatang.

Advertisement

Namun rencana tersebut belum disosialisasikan kepada masyarakat, "Belum ada sosialisasi ke masyarakat. Kami juga belum tahu titik pembangunan itu tepatnya di mana saja," kata Sigit, Sabtu (1/9/2018).

Sigit mengatakan di Desa Tirtohargo ada enam dusun, yakni Dusun Karang, Baros, Muneng, Kalangan, Gunung Kunci, dan Gegunung. Dari enam dusun tersebut, yang terdampak pembangunan jalur jalan lintas selatan (JJLS) adalah Dusun Baros, Muneng, dan Karang.

Proses pembebasan lahan JJLS sebagian melintasi lahan sultan grond (SG) lahan kas desa, dan lahan pribadi warga. Namun warga sudah menerima dan sudah mendapat ganti untung yang sesuai. Sementara terkait pembangunan kota baru yang direncanakan seperti 'Pattaya' di Thailand yang berlokasi di Baros, Sigit belum mengetahui detailnya.

"Informasinya sih iya, tetapi kan belum tahu pastinya karena belum ada sosialisasi," ujar Sigit.

Menurut Sigit, lahan di Baros ada SG, kas desa, dan lahan milik warga. Hingga saat ini pihaknya juga belum mendapat informasi lahannya yang terdampak. "Tanahnya yang terkena by name siapa saja belum tahu," kata dia.

Lebih lanjut Sigit mengatakan sebagian besar warga Desa Tirtohargo adalah petani yang rata-rata kepemilikan lahannya tidak sampai 1.000 meter persegi. Petani yang dimaksud adalah pemilik lahan dan buruh tani. Jika ada investor yang membutuhkan lahan lebih dari 1.000 meter persegi, kata dia, kemungkinan sulit karena izin alih fungsi lahan pertaniannya yang ketat.

Selain itu, warga sekitar juga jarang yang mau menjual lahannya jika tidak kepepet. Sampai saat ini ia mengaku belum ada investor yang mencari lahan di desanya. Dusun juga belum mendapat informasi soal jual beli tanah di wilayah Tirtohargo. Sekedar informasi harga tanah di Tirtohargo masih kisaran Rp300.000-Rp500.000 per meter persegi, kecuali pinggirn JJLS yang sudah diatas Rp1 jutaan.

Sebelumnya, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Bantul sudah memaparkan rencana pembangunan wilayah selatan Bantul. Bahkan kawasan Baros akan menjadi pusat kota baru yang bakal dipenuhi bangunan permanen pendukung wisata, seperti hotel, restoran, dan tempat hiburan yang berkelas internasional. Sementara wilayah barat pantai Samas konsep bangunan semi permanen. Kedua kawasan tersebut menjadi kawasan perdagangan dan jasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Iran Bantah Penyebab Hancurnya Gedung Pembangkit Listrik Israel

News
| Jum'at, 19 April 2024, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement