Advertisement
Dituding Tak Serius Urusi Kasus Bunuh Diri, Begini Kata Pemkab Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul harus lebih serius dalam mencegah terjadinya kasus bunuh diri. Pasalnya dari tahun ke tahun angka bunuh diri di Bumi Handayani masih tergolong tinggi.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes), Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka mengatakan kasus bunuh diri di Gunungkidul memang sebagian besar latar belakangnya karena depresi. Meski begitu, faktor penyebab depresi menurut dia cukup kompleks.
Advertisement
“Artinya masalah bunuh diri bukan semata-mata tanggung jawab kesehatan saja tetapi melibatkan banyak pihak. Terkait layanan kesehatan untuk mengantisipasi kasus bunuh diri sudah ada penekanan melalui standar pelayanan minimal (SPM) berdasarkan Permenkes No.43/017 tentang SPM Bidang Kesehatan,” ujar dia, Minggu (9/9/2018).
Dalam SPM ada 12 poin, salah satunya tentang gangguan jiwa, yaitu setiap orang dengan gangguan jiwa mendaptkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Implementasinya di Puskesmas diklaim telah memberikan pelayanan kesehatan jiwa.
Standar pelayanan kesehatan jiwa antara lain, pelayanan diberikan oleh perawat dan dokter puskesmas untuk mencegah kekambuhan serta pemasungan. Untuk kasus penyakit menahun sepanjang yang bersangkutan punya kartu BPJS akan dilayani di Puskesmas sampai paripurna kalau tidak sembuh akan dirujuk pada rumah sakit sesuai prosedur.
Ketua dua Yayasan Inti Mata Jiwa (Imaji), Sigit Purwanto atau kerap disapa Wage mengatakan rata-rata setiap tahun angka bunuh diri di Gunungkidul mencapai 30 kasus. Dari data Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berfokus pada upaya preventif dan promotif kesehatan jiwa masyarakat dan pencegahan bunuh diri itu, sampai bulan September setidaknya sudah tercatat 19 kasus bunuh diri di Gunungkidul.
“Beberapa hari kemarin yang sangat berdekatan jaraknya, ada dua kejadian bunuh diri. Ini sudah urgen. Pemerintah harus segera mengeluarkan peraturan bupati tentang kesehatan jiwa agar ada payung hukumnya jika melakukan kegiatan sosialisasi yang membutuhkan anggaran,” kata Wage.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- BEA CUKAI: Mari Bersama-sama Gempur Rokok Ilegal
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 28 Maret 2024: Giliran Sleman, Jogja dan Bantul Cek Lokasinya!
- Jalur Trans Jogja dan Tarifnya, Cek di Sini!
- DPRD DIY Setujui Perubahan Propemperda DIY Tahun 2024
- Tol Jogja-Solo Beroperasi Gratis untuk Mudik Lebaran 2024, Ini Ketentuan Mobil Melintas dan Pintu Keluar Masuknya
Advertisement
Advertisement