Advertisement
Air Bersih Mahal, Ini Kata BPBD Gunungkidul
Sutiyem, mengambil air dari lubang yang dibuat di Telaga Banteng, Dusun Ngricik, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Selasa (31/7/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Kekeringan yang melanda sebagian Gunungkidul, masih terus terjadi, salah satunya di Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari. Di desa ini warga harus memenuhi kebutuhan air dengan membeli tangki air lebih mahal dari biasanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Gunungkidul, Edy Basuki menilai kenaikan tersebut dikarenakan kondisi geografis Mertelu. "Kondisi geografis di sana yang sulit mungkin yang menyebabkan harga air bersih mahal. Tidak semua sopir berani kirim air di sana, karena medannya sulit," ujar dia, Selasa (11/9/2018).
Advertisement
Hingga saat ini pihaknya sudah mendistribusikan 2.200 tangki air untuk wilayah kekeringan di Gunungkidul. Adapun jumlah tangki yang tersisa sekitar 1.160.
"Selain dari APBD ada bantuan dari swasta juga untuk dropping air. Untuk di Gedangsari ada tangki dari kecamatan harapannya dapat dimaksimalkan. Kecamatan menganggarkan 325 tangki," kata Edy.
BACA JUGA
Meski begitu Edy mengatakan jika memang membutuhkan, dan persediaan BPBD masih, dapat mengajukan permohonan ke BPBD Gunungkidul.
Kepala Desa Mertelu, Tugiman mengatakan kekeringan di wilayahnya semakin memprihatinkan, karena dibarengi dengan harga tangki air mencapai Rp350.000 per tangki, padahal biasanya di tempat lain Rp150.000 per tangki..
"Harga per tangkinya Rp350.000. Harga tersebut jauh berbeda dengan wilayah selatan. Saya kasihan kalau warga membeli seharga itu, akan tetapi jika mengingat jarak serta medan ya menjadi lumrah," kata Tugiman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Anggarkan Rp5 Trilun untuk Pembangunan 50 Gudang Bulog
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




