Advertisement

Reformulasi Daerah Aliran Sungai Perlu Dilakukan

Herlambang Jati Kusumo
Kamis, 25 Oktober 2018 - 06:10 WIB
Laila Rochmatin
Reformulasi Daerah Aliran Sungai Perlu Dilakukan Kampanye menjaga lingkungan sungai oleh Wild Water Indonesia (WWI), Gunungkidul, dan Bolo Mancing Wonosari, di Alun-alun Wonosari, Sabtu (26/5/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Reformulasi strategis atau perumusan ulang dalam pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) perlu dilakukan. Kasubdit Pengelolaan Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian (PEP) DAS, Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung, M. Saparis Soedarjanto menuturkan perlu ada reformulasi strategis yang berdaya dan berhasil guna.

"Pengelolaan daerah aliran sungai saat ini masih dilakukan sangat konvensional. Hanya menekankan aspek hutan tanpa memperhatikan peranan dari perspektif yang lebih luas yakni daerah aliran sungai sebagai sistem sumber daya," ujarnya dalam seminar Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai, di Fakultas Geografi UGM (24/10/2018).

Advertisement

Menurut dia, DAS harus ditempatkan sebagai sistem lanskap dan merupakan konsep besar tata ruang. Dengan demikian pengelolaan daerah ini tidak boleh terdistorsi oleh terminologi lain.

Tidak hanya itu, dalam pengelolaan juga harus memperhatikan komitmen global dan peran pentingnya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, ketahanan pangan, serta pengendalian pencemaran. Selain itu juga harus didekati dengan pengembangan wilayah dan mampu menggerakkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah.
Tata kelola lingkungan menjadi hal penting yang harus dilakukan dalam formulasi strategi pengelolaan DAS dan harus memperhatikan setting sosial, ekonomi, dan politik sebagai unsur sub lingkungan.

Saparis mengungkapkan terdapat beberapa persoalan yang mengakibatkan perencanaan pengelolaan DAS sering dinilai gagal. Salah satunya adalah karena terlalu fokus pada analisis daerah aliran sungai dan bukan pada kemanfaatan dari pengelolaan.

Penyebab lain, dokumen terlalu panjang dan kompleks, penilaian yang kurang memadai dari program-program lokal yang ada, serta rekomendasi perencanaan yang terlalu umum. Kondisi ini diperparah dengan regulasi atau kebutuhan yang memberi mandat penggunaan perencanaan yang kurang memadai.

Sementara itu, Dekan Fakultas Geografi UGM, Prof. Muh Aris Marfai mengatakan wilayah pesisir dan DAS merupakan kawasan yang intens digunakan manusia. Bahkan, skala aktivitas penggunaan kedua wilayah itu semakin meningkat dari waktu ke waktu.

"Oleh sebab itu, perlu mengkaji kemungkinan penerapan Integrated Coastal Water Management [ICMW] atau pengelolaan DAS dan pesisir terpadu," katanya.
Guru Besar Geomorfologi Pesisir dan Kebencanaan ini menuturkan konsep ICMW menjadi kunci bagi pengembangan terpadu lingkungan dalam ekonomi dan budaya sekitar wilayah daerah aliran sungai dan daerah pesisir. Ekosistem sungai dan pesisir mendukung berbagai fungsi sosial ekonomi seperti menyediakan ruang permukiman, menghasilkan sumber daya hidup, serta menyerap limbah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement