Advertisement

Kelompok Tani dari Kulonprogo Maju Lomba PTT Nasional

Holy Kartika Nurwigati
Jum'at, 15 Agustus 2014 - 14:20 WIB
Nina Atmasari
Kelompok Tani dari Kulonprogo Maju Lomba PTT Nasional

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO– Kelompok Tani Sri Jati maju perlombaan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Nasional.

Partisipasi kelompok tani ini dalam lomba tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendorong para petani dalam memajukan pertanian di wiilayahnya.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kulonprogo Bambang Tri Budi Harsono mengatakan kegiatan ini merupakan upaya pemerintah untuk mendukung pertanian, di antaranya melalui penyuluhan untuk pemberdayaan kelompok-kelompok tani yang ada di setiap daerah.

“Lomba ini merupakan salah satu bentuk penyuluhan pertanian dengan mengevaluasi sampai mana kekuatan kelompok tani tersebut, baik dari aspek manajemennya, pengelolaan pertanian, penggunaan teknologi hingga pengembangan usahanya,” jelas Bambang disela acara Penilaian PTT tingkat Nasional yang digelar di Dusun Bejaten, Desa Jatisarono, Nanggulan, Kamis (14/8/2014).

Bambang mengatakan dalam perlombaan ini ada beberapa kategori lomba yang masing-masing diikuti oleh beberapa kelompok tani di wilayah Kulonprogo ini. Kelompok Tani Sri Jati mewakili Kulonprogo untuk kategori pertanian padi dan Kelompok Mugi Rukun mewakili kategori kedelai.

“Masih ada lagi beberapa gabungan kelompok tani yang dalam waktu dekat ini juga akan mewakili jenis pertanian tertentu ke tingkat nasional,” papar Bambang.

Ketua Kelompok Sri Jati Supriyanto mengatakan luasan lahan pertanian yang digarap kelompok tani ini mencapai 25 hektar. Pertumbuhan produksi padi dari tahun ke tahun yang dikelola oleh kelompok ini pun terus mengalami pertumbuhan.

Hal ini turut didorong dengan penggunaan pupuk organik sehingga dapat menghasilkan panen yang lebih baik, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

“Selain pertanian padi, kami juga tengah menjadikan daerah ini sebagai kawasan penangkaran tyto alba atau burung hantu. Selain sebagai bentuk pelestarian juga menjadikan tyto alba sebagai musuh hama yang dapat menjauhkan pertanian dari serangan hama seperti tikus. Kami harap inovasi ini dapat menjadikan kami sebagai kelompok tani terbaik dalam lomba ini,” ujar Supri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hari HAM jadi Pengingat Pentingnya Rasa Saling Menghormati di Atas Keberagaman

News
| Minggu, 10 Desember 2023, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement