Advertisement
TUNANETRA MAIN FUTSAL : Kalau Rebutan Bola, Lawan atau Kawan Enggak Penting

Advertisement
Empat tim penyandang tuna netra memperebutkan juara dalam pertandingan futsal, Minggu (9/11/2014). Mereka mengandalkan bunyi gemerincing untuk mengetahui letak bola. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com, Rima Sekarani I.N.
Ginanjar Rohmat sedang beristirahat. Peluh bercucuran di keningnya. Dia masih tampak lelah karena baru saja menyelesaikan pertandingan futsal.
Advertisement
“Aku ikut tim Sleman 1. Habis ini masih ada pertandingan final,” kata mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (PLB) UNY berusia 25 tahun tersebut.
Ginanjar mengalami kebutaan total sejak duduk di bangku SMA. Namun, keterbatasan itu tidak menghalangi semangatnya untuk olah raga.
“Ini baru pertama kali ikut turnamen. Kalau latihan biasa, paling sebulan sekali. Pokoknya siap jatuh dan sakit. Kami enggak tahu apa yang akan terjadi karena tunanetra semua,” ujar dia sambil tersenyum.
Ginanjar kembali meneguk minuman dingin yang sedari tadi dia bawa. Dia lalu sempat tertawa saat ditanya soal cara membedakan lawan dan kawan.
“Kadang panggil nama biar tahu posisi teman di mana. Tapi kalau lagi rebutan bola, [lawan atau kawan] nggak penting. Pokoknya bisa dapat bolanya,” tutur Ginanjar.
Tidak jauh dari Ginanjar, Muhammad Bima Pradana baru saja menyelesaikan makan siangnya. Dia adalah ketua panitia pertandingan futsal tunanetra.
Futsal tunanetra digelar Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Cabang Sleman. “Pesertanya ada empat tim. Jogja dan Klaten masing-masing satu tim, sedangkan Sleman ada dua tim,” ungkap Bima yang tahun ini genap 22 tahun.
Bima memaparkan, ada beberapa aturan main futsal yang sudah dimodifikasi. Hal tersebut diharapkan bisa mengakomodasi kebutuhan para tuna netra dalam bidang olah raga.
“Kami ingin publik tahu, ketika kebutuhan teman-teman tuna netra terakomodasi, kami juga bisa melakukan hal yang dianggap orang lain mustahil buat kami,” kata Bima yang juga kuliah di jurusan PLB UNY.
Sebelum pertandingan dimulai, setiap peserta diberi kesempatan untuk survei lapangan. “Mereka sudah mengelilingi lapangan, mengidentifikasinya dengan tangan, termasuk mengecek perkiraan jarak ke gawang,” kata Bima menjelaskan.
Bima mengungkapkan, bola khusus bagi tunanetra didatangkan dari Jakarta. “Memang didesain untuk tunanetra. Di dalamnya ada gelang-gelang yang akan menimbulkan suara saat menggelinding. Jadi teman-teman bisa lumayan tahu posisi bolanya,” terang Bima.
Jika satu tim futsal biasanya terdiri dari lima orang, futsal tunanetra dimainkan enam orang. Terdiri dari empat orang yang mengalami kebutaan total dan dua orang penderita low vision.
Tidak ada pendamping di lapangan. Penderita low vision yang diminta membantu mengarahkan teman satu timnya. “Kami beri kesempatan untuk bebas berekspresi. Tapi, low vision maksimal cuma boleh ngegolin dua kali, baik secara individu maupun akumulatif,” papar Bima.
Bima menambahkan, seorang relawan berjaga di belakang gawang untuk memberikan tanda kepada pemain apakah dia berada pada gang lawan atau kawan. “Di sini juga tidak ada aturan out ke samping,” lanjut Bima yang mengaku mengalami kebutaan sejak berusia sembilan tahun.
Pertandingan futsal yang digelar di Dusun Tajem, Maguwoharjo, Depok, Sleman tersebut pada akhirnya dimenangi Tim Yaketunis dari Jogja. Mereka unggul 4-2 dari Tim Sleman 1 dalam babak final. Bima berharap, akan ada cabang olah raga lain yang dimodifikasi agar bisa dimainkan oleh tuna netra juga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hari HAM jadi Pengingat Pentingnya Rasa Saling Menghormati di Atas Keberagaman
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Aktivitas Gunung Merapi Masih Tinggi, BNPB Minta Warga Waspadai Potensi Bahaya Guguran Lava
- Lafal Doa dan Terjemahan Ketika Terjadi Hujan Deras Disertai Petir dan Angin Kencang
- Libur Nataru, Dishub Perketat Pengecekan Angkutan Umum di Kota Jogja
- Waspada! BMKG DIY Prediksi Hujan Lebat Terjadi di Daerah Ini
- Tega! Bayi Laki-Laki Ditemukan di Gowongan, Sehat dan Tali Pusar Sudah Terpotong
Advertisement
Advertisement