Advertisement
Kasus DB di Kulonprogo Melonjak Hingga 30 Kasus

Advertisement
Kasus DBD di Kulonprogo melonjak hingga mencapai 30 kasus
Harianjogja.com, KULONPROGO—Hujan yang terus turun memicu peningkatan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kulonprogo. Sampai saat ini, tercatat sudah ada 30 kasus demam berdarah yang terjadi sejak awal 2015.
Advertisement
Pengelola Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Seksi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kulonprogo, Habib Abubakar Ahmad mengungkapkan, tingginya curah hujan yang terjadi akhir-akhir ini perlu diwaspadai.
Pasalnya, udara yang lembab dan genangan air yang meningkat memicu perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti maupu albopictus.
“Belum lama ini penyebaran penyakit ini terjadi di Dusun VII Kenteng, Desa Banaran, Galur. Ada tiga orang yang terserang penyakit demam berdarah,” ujar Habib saat ditemui di kantornya, Selasa (17/3/2015).
Habib mengatakan, sejak Januari lalu sampai saat ini jumlah kasus penyakit demam berdarah mencapai 30 kasus. Dinas Kesehatan bahkan telah melakukan pengasapan di empat kecamatan, yakni Galur, Wates, Sentolo dan Nanggulan.
“Tadi pagi [Selasa pagi kemarin] kami telah melakukan pengasapan [fogging] di Desa Banaran, Kecamatan Galur. Puskemas setempat menginformasikan, ada tiga warga yang positif terkena penyakit tersebut,” kata Habib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement