Advertisement
KISAH SUKSES : Usaha Sulam Umi Lestari, dari Bandana hingga Sarung Bantal

Advertisement
Kisah sukses datang dari usaha sulam yang dilakon oleh Umi Lestari
Harianjogja.com, JOGJA-Ada kemauan, maka ada jalan. Sesuatu yang ditekuni akan mendapatkan hasil. Hal itulah yang menjadi motivasi ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kelompok Merah Delima, Jetis. Jogja untuk berkarya.
Advertisement
Di tangan Umi Lestari, penggerak kelompok, seuntai benang nilon dan wol bisa menjadi sebuah karya yang memiliki nilai jual. Tak hanya menjadi hiasan, namun hasil kerjanya dan anggota Kelompok Merah Delima bisa diterima masyarakat luas. Usaha yang dirintis sejak 2010 itu masih bertahan hingga saat ini. Karya yang dihasilkan pun berbagai jenis.
Sebut saja bandana, jilbab rajutan, gantungan kunci, bingkai foto, dompet koin, taplak meja, hingga sarung bantal kursi. Setidaknya, barang-barang itu bisa menambah penghasilan Umi dan rekan-rekannya.
Harga yang dibanderol bermacam-macam. Harga yang dibanderol Rp5.000 hingga Rp150.000. Untuk jilbab rajutan, dijual dengan harga Rp50.000 dan Rp60.000 jika ditambahi rajutan pita.
Sarana berjualan bermacam-macam. Namun, ia lebih senang mengikuti pameran-pameran yang diselenggarakan Pemerintah. Selain gratis, pameran itu sekaligus wujud produknya sudah diakui oleh Pemerintah DIY dan layak untuk dipasarkan. Pameran menjanjikan hasil yang menggiurkan. Dalam satu hari, selama pameran, ia bisa mengantongi omzet Rp900.000.
Ada cara jitu yang ia gunakan untuk menarik pelanggan selain dengan memajang hasil karyanya yang memiliki kualitas dan bentuk yang cantik. Cara tersebut yakni menunjukkan proses pembuatan karya rajutan itu.
Tangannya sangat terampil dalam memainkan jarum dan benang sehingga tercipta sebuah bentuk yang indah. Ia tidak pelit cerita. Dengan senang hati, Umi memberikan penjelasan kepada pengunjung yang bertanya soal apapun kepadanya. Soal cara merajut, bahan, harga, dan lain sebagainya. Saat itu, ia tengah merajut tepian jilbab sehingga lebih menarik.
“Produk yang paling laku dijual yakni aksesori, gantungan kunci, bandana, dan jilbab rajut,” ujar dia sembari melanjutkan rajutannya.
Selain berjualan selama pameran, ia juga membuka stan di rumahnya di Jl Jetis Pasiraman, Jogja. Ia kerap mendapatkan tamu dari hotel di sekitar rumahnya yang ingin berbelanja aksesori.
Agar tetap laku, ia mengaku mengikuti perkembangan zaman dan menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar. Ia juga mempertahankan kualitas rajutan yang halus untuk kepuasan konsumen.
“Produk saya juga kerap dijual di pasar malam, Sunday morning [Sunmor] di UGM,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Prabowo Ungkap Penerapan Tarif Trump untuk Indonesia yang Saling Menguntungkan
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Ringkus Pelaku Penggelapan Sepeda Motor di Mergangsan Jogja
- Disdikpora Kulonprogo Belum Terima Laporan Penutupan SMP Maarif Yani, Ini Tanggapan Pihak Yayasan
- Banyak Sekolah Negeri di Kulonprogo Kekurangan Siswa, Bupati Ajukan Opsi Regrouping
- Lulusan Sarjana Jadi Pengangguran Terbanyak Kedua di Bantul
- Kepala Pilar Tol Jogja-Solo Ditargetkan Selesai Dikerjakan Agustus 2025
Advertisement
Advertisement