Advertisement
TIPS KESEHATAN : Mengkudu Berpotensi Obati Toksokariasis

Advertisement
Tips kesehatan, mengkudu memili banyak manfaat.
Harianjogja.com, SLEMAN-Tokoskariasi merupakan salah satu infeksi yang umum dijumpai di masyarakat dunia, terutama di negara berkembang. Data WHO mencatat prevalensi toksokariasis mencapai 16,67 persen di seluruh dunia. Infeksi zoonosis ini juga masih banyak terjadi di Indonesia, khususnya pada anak-anak.
Advertisement
Penyakit ini disebabkan cacing toxocara canis pada anjing, toxocara cati pada kucing, maupun toxocara vitulorum pada sapi. Infeksi parasit ini dapat mengakibatkan kerusakan dan peradangan jaringan tubuh. Pengobatan toksokariasis biasanya dilakukan dengan pemberian obat cacing sintetik seperti Albendazole. Namun, penggunaan obat ini dapat menimbulkan gangguan saluran pencernaan (mual, muntah, serta diare) dan juga reaksi alergi.
Kondisi tersebut lantas mendorong lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) yaitu Deny H. Tambunan, Rosa Lakshita Nugrahani, Puspita Dewi Fortuna, Iqbal Fathurahman, serta Ni Made A.LW, untuk mencari solusi dalam pengobatan toksokariasis. Akhirnya, mereka menemukan cara yang terbukti ampuh dalam mengobati toksokariasis yaitu dengan memanfaatkan buah mengkudu atau pace.
“Mengkudu ini banyak dijumpai di Indonesia, namun belum banyak yang memanfaatkannya dan dibiarkan berjatuhan dan membusuk begitu saja. Padahal mengkudu ini memiliki berbagai khasiat salah satunya bisa digunakan sebagai obat toksokariasis karena mengandung senyawa antihelmintik (obat cacing),” papar Rosa, Senin (22/2/2016) di FKH UGM.
Guna mengetahui aktivitas antihelmintik pada buah mengkudu, kelimanya melakukan uji terhadap lima ekor kucing yang terkena toksokariasis. Sebelum mengaplikasikan pada kucing, mereka terlebih dahulu mengolah mengkudu hingga menjadi ekstrak.
“Kucing kami cekoki ekstrak mengkudu ini yang telah dilarutkan dengan aquades. Pemberian ekstrak mengkudu dilakukan dua kali dalam dua minggu,” tuturnya.
Hasil uji coba terhadap kucing diketahui bahwa dengan pemberian ekstrak mengkudu bisa menekan perkembangan telur cacing toxocara cati. Mereka membuat ekstrak mengkudu dalam empat konsentrasi yaitu 40 persen, 60 persen, 80 persen, dan 100 persen.
“Hasil optimal diperoleh dengan pemberian ekstrak mengkudu sebanyak 100 persen. Setelah hari ke-3 pemberian 100 persen ekstrak mengkudu, sama sekali tidak terdapat telur toxocara dalam feses kucing,” jelas Rosa.
Penggunaan buah mengkudu sebagai obat toksokariasis, dikatakan Rosa juga aman bagi manusia karena berasal dari bahan alam sehingga minim efek samping. Selain itu juga aman dikonsumsi bagi ibu hamil.
“Pada beberapa obat cacing di pasaran bersifat bahaya jika dikonsumsi ibu hamil janin, namun mengkudu ini aman dan tidak berbahaya bagi kandungan,” jelasnya.
Mengkudu telah terbukti mampu menekan pertumbuhan cacing toxcocara pada kucing. Namun begitu, Rosa menyampaikan bahwa kedepan perlu penelitian lanjutan pemanfaatan ekstrak mengkudu sebagai obat toksokariasis.
“Masih perlu dilakukan berbagai penelitian lanjutan. Salah satunya untuk menentukan dosis yang tepat bagi manusia,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- OJK Sebut 12 Perusahaan Dana Pensiun dalam Pengawasan Khusus, 7 Merupakan BUMN
- Cuaca Sukoharjo Hari Ini Diprakirakan Dominan Berawan Diselingi Gerimis
- Gerimis Manja akan Turun Sore Hari, Cek Prakiraan Cuaca Karanganyar Hari Ini
- Boyolali Hujan Siang sampai Sore, Simak Prakiraan Cuaca Selasa 5 Desember
Berita Pilihan
Advertisement

Ditjen Hubdat Gelar Mudik Gratis saat Libur Natal dan Tahun Baru, Begini Cara Daftarnya
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Rute Bus Trans Jogja ke Sejumlah Kampus
- Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini Mulai Jam 10.00 WIB, Cek Lokasinya di Sini
- Top 7 News Harian Jogja Online, Senin 4 Desember 2023
- Ade Armando Minta Maaf Soal Komentar Politik Dinasti di Jogja, Nitizen Ingin PSI Klarifikasi
- Bawaslu DIY Sosialisasikan JDIH ke Civitas Akademika
Advertisement
Advertisement