Advertisement
TIONGHOA JOGJA : Percaya Diri Berbahasa Mandarin Meski Logat Medok

Advertisement
Tionghoa Jogja, semakin banyak generasi muda yang berbahasa mandarin.
Harianjogja.com, JOGJA-Dia bukan gadis Tionghoa. Dia adalah gadis cilik keturunan Jawa. Ia lahir danĀ tinggal di Jawa dan saat ini menempati rumah di Jetis, Jogja. Namun, latar belakang budaya sebagai orang Jawa tidak membatasi dirinya untuk belajar bahasa dan budaya negara lain.
Advertisement
Jesika Kanaya, gadis cilik kelas IV SD Mutiara Persada Sleman ini, piawai dalam berbahasa Mandarin. Bahkan kepiawaiannya itu mengantarkannya menjadi pemenang juara III dalam Lomba Cerita Bahasa Mandarin dalam Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) beberapa waktu lalu.
Saat itu, ia membawakan sebuah cerita berjudul Gajah dan Semut. Dalam penampilannya, ia tetap percaya diri meski lomba tersebut diikuti banyak peserta dari keturunan Tionghoa. "Aku juga percaya diri meski agak medok. Logat Jawanya kelihatan," kata Jesika saat ditemui di Lembaga Bahasa Mandarin Xinlong, Jl. Pakuningratan Jogja, Rabu (6/4/2016).
Lomba Bahasa Mandarin tersebut merupakan lomba pertama yang ia ikuti. Selain untuk menguji ketrampilan berbahasa, lomba yang diselenggarakan di komplek Kampung Ketandan Jogja tersebut bisa untuk melatih ekspresi dan kelantangan suara. Ia menyadari bahwa ia memiliki suara yang lirih sehingga saat tampil di panggung, ia dituntut mengeluarkan suaranya yang lebih keras.
Tak dipungkirinya bahwa logat Jawa tulen yang melekat dalam ucapannya sulit untuk dihilangkan. Tetapi anak berusia 10 tahun ini tidak pernah pantang menyerah. Ia terus belajar, tidak hanya di sekolah tetapi juga di lembaga bahasa Mandarin yang diikutinya.
Ia mengaku sudah belajar di Xinlong sejak 1,5 tahun. Ia mengenyam pendidikan di situ karena inisiatifnya sendiri. "Orang tua kebetulan memang nggak bisa Bahasa Mandarin. Karena aku seneng bicara pakai Mandarin, aku ingin masuk les di situ," kata anak pertama dari dua bersaudara ini.
Jesika mulai mengenal Bahasa Mandarin sejak TK. TK Mutiara Persada, tempat sekolahnya dulu, juga mengajarkan Mandarin pada murid-muridnya. Di SD pun pelajaran bahasa itu masih disampaikan. Karena semakin tertarik, Jesika ingin memperdalam bahasanya dengan mengikuti kursus.
Jesika tidak mengalami kesulitan dalam pengucapan, begitu juga dengan penulisan huruf kanji. Ia mengungkapkan bahwa juara III yang ia raih merupakan awal dalam berprestasi di dunia Mandarin. "Inginnya besok jadi guru bahasa Mandarin," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Prabowo Ungkap Penerapan Tarif Trump untuk Indonesia yang Saling Menguntungkan
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Ringkus Pelaku Penggelapan Sepeda Motor di Mergangsan Jogja
- Disdikpora Kulonprogo Belum Terima Laporan Penutupan SMP Maarif Yani, Ini Tanggapan Pihak Yayasan
- Banyak Sekolah Negeri di Kulonprogo Kekurangan Siswa, Bupati Ajukan Opsi Regrouping
- Lulusan Sarjana Jadi Pengangguran Terbanyak Kedua di Bantul
- Kepala Pilar Tol Jogja-Solo Ditargetkan Selesai Dikerjakan Agustus 2025
Advertisement
Advertisement