Advertisement
TIPS KESEHATAN : 60 Persen Masyarakat Tak Sadar Idap DM, Ini Gejalanya

Advertisement
Tips kesehatan menangani diabetes militus (DM).
Harianjogja.com, SLEMAN-Indonesia merupakan negara yang berada di urutan ke-4 dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. Bahkan jumlah pengidap diabetes militus (DM) meningkat tiap tahun, terutama untuk DM tipe 2. Data WHO memperkirakan jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia meningkat signifikan hingga 21,3 juta jiwa pada 2030 mendatang.
Advertisement
“Lebih dari 60 persen pengidap diabetes tidak sadar kalau terkena diabetes. Kebanyakan datang ke dokter dalam kondisi sudah komplikasi,” ungkap Ahli Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) R. Bowo Pramono, seperti dikutip dari rilis yang Harianjogja.com terima Rabu (6/4/2016).
Melihat kondisi ini Bowo menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat untuk lebih mengenali gejala diabetes sedini mungkin. Terdapat tiga gejala klasik diabetes yang dikenal dengan istilah 3 P yaitu poliuri atau sering buang air kecil, polifagi atau sering merasa lapar, dan polidpsi atau sering merasa haus. Disamping itu juga mengalami penurunan berat badan tanpa disertai dengan sebab yang jelas.
“Gejala-gejala ini memang kerap tidak diperhatikan sebagai keadaan yang harus dikhawatirkan sehingga tidak ada langkah untuk melakukan pemeriksaan ke dokter,” terangnya menyambut peringatan Hari Kesehatan Sedunia Kamis (7/1/2016) besok. Dalam peringatan hari kesehatan sedunia tahun ini WHO mengangkat tema upaya pengentasan diabetes.
Bowo menyebutkan bahwa diabetes bukanlah suatu openyakit yang mematikan. Namun begitu, penyakit yang timbul akibat peningkatan kadar gula dalam darah ini bisa memastikan apabila terjadi komplikasi.
“Karenanya skrining itu diperlukan dengan rajin check up setahun sekali,” tegasnya.
Mencegah DM
Bowo menuturkan untuk menekan risiko terkena diabetes masyarakat diharapkan lebih memperhatikan kesehatan dengan menjalani pola hidup sehat. Antara lain dengan makan sesuai dengan kebutuhan dengan komposisi nutrisi seimbang dan melakukan olahraga secara rutin.
“Pencegahan primer dilakukan dengan menjaga agar orang yang berisiko diabetes tidak sampai terkena diabetes karenanya perlu dilakukan skrining,”ujar Kepala SMF/KSM Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito ini.
Sementara pencegahan sekunder dilakukan agar penderita diabetes tidak mengalami komplikasi akut. Pasalnya DM apabila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan komplikasi kronis seperti stroke, serangan jantung, gangguan syaraf tepi, dan amputasi. Begitu pula dengan pencegahan tersier perlu dilakukan agar penderita diabetes yang terkena komplikasi tidak mengalami cacat, amputasi, bahkan kematian.
“Karenanya program edukasi dan sosialisasi akan gejala, upaya pencegahan, dan pengelolaan diabetes ini sangat dibutuhkan untuk menekan prevalensi diabetes secara nasional,” tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

DPR RI Desak Mendagri Tito Hentikan Efisiensi Dana Transfer ke Daerah
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Polsek Mergangsan Jogja Amankan ODGJ yang Lempar Botol ke Tukang Parkir
- Bupati Sleman Tugaskan OPD Dampingi Kalurahan Kelola Tanah Kas Desa
- Wabup Sleman Tegaskan UMKM Jadi Pilar Ekonomi Kerakyatan
- Warga Kotabaru Budi Daya Maggot untuk Tangani Sampah Organik
- Polda DIY Perpanjang Operasi Aman Nusa I Progo Selama Sepekan
Advertisement
Advertisement