Advertisement

DUGAAN MALAPRAKTIK : Puluhan Saksi Dipanggil, Apa Hasilnya?

Bhekti Suryani
Rabu, 05 Oktober 2016 - 09:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
DUGAAN MALAPRAKTIK : Puluhan Saksi Dipanggil, Apa Hasilnya? Ilustrasi jenazah (google)

Advertisement

Dugaan malapraktik di Bantul, keluarga siap jenazah diautopsi

Harianjogja.com, BANTUL- Terkait dugaan malapraktik yang dialami warga asal Dusun Tulung, Srihardono, Pundong tengah diproses. Puluhan saksi dipanggil untuk pemeriksaan kasus almarhumah Sumarsih dalam kasus yang melibatkan rumah Sakit (RS) Rachma Husada.

Advertisement

Penyidik Polda DIY Komisaris Polisi (Kompol) Bambang Priyana mengatakan, sampai saat ini polisi belum menetapkan tersangka kasus dugaan malapraktik tersebut, lantaran pemeriksaan saksi-saksi masih berlangsung.

“Sampai sekarang sudah puluhan saksi kami periksa dari keluarga korban juga dari pihak rumah sakit,” jelas Bambang Priyana, Selasa (4/10/2016).

Tinggal lima saksi yang masih diperiksa. Setelah itu polisi akan melakukan gelar perkara untuk menentukan nasib perkara ini termasuk menetapkan tersangka. Menurut Bambang tidak ada target khusus dari Polda kapan perkara ini selesai di tingkat penyidikan.

Otoritas RS Rachma Husada sudah berkali-kali membantah terlibat dugaan malapraktik. Rumah sakit swasta itu sebelumnya jutsru menyatakan hendak melaporkan balik keluarga korban lantaran dianggap mencemarkan nama baik rumah sakit.

Yuli Samsidah sebelumnya melaporkan keponakannya Sumarsih yang diduga menjadi korban malapraktik dokter di RS Rahma Husada pada 11 Mei lalu lantaran kematiannya tidak lazim. Ibu dua anak itu dinyatakan meninggal dunia oleh dokter RS Rahma Husada pada 11 Mei lalu. Padahal sekitar sejam sebelumnya, korban mengirim pesan singkat ke Yuli Samsidah agar menjemputnya pulang dari opname di RS lantaran kondisinya yang semula sakit mag sudah membaik dan diperbolehkan pulang oleh dokter.

Yuli Samsidah mengatakan, keponakannya belakangan mendapat asupan obat sakit jantung padahal ia menderita sakit mag. Anehnya lagi kata Yuli Samsidah, pihak RS menolak uang pembayaran biaya opname dan ambulan yang diberikan keluarga korban seusai pasien meninggal.

“Dari mulut dan hidung korban keluar busa. Tubuhnya penuh keringat. Padahal sebelumnya baik-baik saja, bahkan mau sia-siap saya jemput pulang. Dia meminta saya membawakan seragam kerjanya dia, karena setelah keluar dari RS mau langsung kerja,” ungkap Yuli Samsidah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

ASN Akan Dipindah ke Ibu Kota Nusantara Secara Bertahap hingga 2029, Ini Prioritasnya

News
| Jum'at, 19 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement