Advertisement

PENDIDIKAN KULONPROGO : Guru Ajarkan Tembang Macapat Kekinian

Sekar Langit Nariswari
Rabu, 28 Desember 2016 - 11:55 WIB
Nina Atmasari
PENDIDIKAN KULONPROGO : Guru Ajarkan Tembang Macapat Kekinian Kepala Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Untung Waluyo meresmikan paguyuban macapat Dwija Laras di Banaran, Galur pada Selasa (27/12/2016). (Sekar Langit Nariswari/JIBI - Harian Jogja)

Advertisement

Pendidikan Kulonprogo terus menyesuaikan perkembangan zaman

Harianjogja.com, KULONPROGO-Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) PAUD dan Pendidikan Dasar Lendah meresmikan Paguyuban Macapat Dwija Laras di Banaran, Galur pada Selasa (27/12/2016). Tujuannya, para guru ini bisa melantunkan tembang dan syair untuk diajarkan kepada murid-muridnya sesuai dengan kondisi kekinian.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan oleh Untung Waluyo, Kepada Dinas Kebudayaan Kulonprogo seusai acara. Paguyuban ini merupakan kerjasama Dinas Kebudayaan dengan Dinas Pendidikan untuk memperkuat kompetensi guru mengajarkan macapat kepada generasi muda. “Biasanya macapat hanya di kalangan terbatas atau orang tua saja, melalui guru ini anak-anak bisa mengenal kesenian lokal ini lebih cepat,”ujar Untung.

Dwija Laras diikuti oleh sejumlah guru tingkat SD dan SMP di Lendah. Namun, Untung berharap paguyuban serupa juga akan terbentuk di 11 kecamatan lainnya di Kulonprogo. Para guru juga akan diberikan referensi lebih luas atas teknik penyusunan syair, konsep tembang, dan pakem macapat lainnya.

Sementara itu, Miskinem, guru SD Butuh Lendah  mengakui jika keikutsertaan Dinas Kebudayaan menambah wawasan para guru atas tembang macapat yang bisa diajarkan kepada siswanya. “Dulu belum banyak referensi, sekarang jauh lebih beragam,” jelasnya.

Ketua Paguyuban Dwija Laras, Widarta menjelaskan jika paguyuban ini tidak hanya akan fokus kepada kesenian macapat semata. Anggotanya akan diajak berlatih karawitan serta menabuh gamelan secara rutin. “Supaya bisa ditularkan kepada anak-anak dan melestarikan kebudayaan lokal,”katanya.

Menurunya, mempertahankan tradisi sangat penting di tengah fakta banyaknya orang asing yang justru bisa mempraktikkan budaya lokal. Selain kepada siswa, para anggota paguyuban juga bisa menyebarkan ilmunya ke tengah masyarakat karena banyak guru yang juga berkegiatan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement