Advertisement

BATIK BANTUL : Batik Klasik Tetap Dipertahankan

Uli Febriarni
Senin, 06 Maret 2017 - 19:55 WIB
Nina Atmasari
BATIK BANTUL : Batik Klasik Tetap Dipertahankan KERAJINAN BATIK PRODOSeorang pekerja menyelesaikan pembuatan batik prodo di Desa Brajan, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta, Jumat (28/2). Kerajinan batik prodo yang merupakan salah satu dari cabang jenis kesenian batik yang dikhususkan untuk memperindah kain batik dengan warna emas tersebut dijual seharga Rp 100.000,00 hingga Rp 1.500.000,00 tergantung ukuran dan jenis kain, dan dipasarkan ke sejumlah kota besar di Indonesia. ANTARA FOTO - Noveradika

Advertisement

Batik Bantul tetap mempertahankan motif klasik

Harianjogja.com, BANTUL-Pemerintah Kabupaten Bantul akan terus mempertahankan batik tulis dengan motif klasik dan teknik pewarnaan ala lawasan.

Advertisement

Seperti dikemukakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Bantul Sunarto, pada Minggu (5/3/2017). Alasan dipertahankannya batik tulis dengan motif klasik itu, karena motif tersebut ternyata memiliki pasar tersendiri. Bahkan batik klasik itu, membidik pasar ekspor, salah satunya Jepang.

Meski tidak dapat menghafal satu per satu motif tradisional batik Bantul, ia meyakini motif khas Bantul tidak dapat lepas dari motif batik Jogja seperti parang, nitik, dan kembang kates.

Menurut dia, batik Bantul masih memerlukan sejumlah modifikasi, agar semakin diminati oleh konsumen. Namun ia tidak setuju penggunaan teknik modifikasi batik dengan menggabungkannya bersama kain tenun dari daerah lain, karena tidak sesuai pakem sehingga kurang pas.

Salah seorang perajin batik dengan motif tradisional yakni Budi Harjono mengatakan, pihaknya menjadikan batik dengan motif tradisional sebagai keunggulan produknya dibanding batik lain yang dijual.

Ia menyebutkan beberapa motif batik tradisional yang terus ia produksi adalah parang rusak, parang seling, kawung, kawung prabu, sekar jagat, nitik. Budi mengaku semakin semangat dalam mempertahankan produksi batik tradisional, karena pemerintah juga mendukung pelestarian motif yang dikenal memiliki makna filosofi khusus tadi.

"Di pasaran, batik Bantul dengan ciri itu walau motifnya sederhana, tapi banyak disukai," kata dia.

Ketika ditanyai soal angka produksi, Budi mengatakan, dalam sebulan industri kerajinan batik yang dimilikinya bisa memproduksi sekitar dua ribuan lembar kain batik cap. Sedangkan angka batik tulis kombinasi hanya sekitar seratus lembar per bulan.

Selanjutnya, batik tulis keseluruhan diproduksi dalam jumlah lebih kecil, yakni sekitar 30 lembar per bulan.

Di luar negeri, imbuh dia, ia memasarkan batik-batik hasil produksinya ke Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gelaran PEVS 2025 Catatkan Transaksi Kendaraan Listrik Rp900 Miliar

News
| Minggu, 04 Mei 2025, 08:47 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng

Wisata
| Minggu, 27 April 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement