Advertisement
Pelatihan Sekuriti Bandara Libatkan Warga Kulonprogo
Advertisement
Sebanyak 25 orang asal Jogja dan Kulonprogo mendapatkan pendidikan kilat (diklat) Basic Aviation Security Bandara Adisutjipto
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Sebanyak 25 orang asal Jogja dan Kulonprogo mendapatkan pendidikan kilat (diklat) Basic Aviation Security Bandara Adisutjipto pada Selasa (9/5/2017).
Peserta pelatihan dibekali dengan kemampuan yang memadai meski tetap harus mengikuti rekruitmen reguler untuk bekerja di bandara.
Novyanto Widadi, Ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) mengatakan pelatihan ini merupakan salah satu program Kementerian Perhubungan untuk merekrut 48.000 sumber daya manusi (SDM) di bidang transportasi udara, darat, dan laut. Dikatakan jika program ini menyasar daerah yang bandaranya akan dan sedang berkembang.
“Pelatihan ini dikhususkan pada masyarat di Jogja dan Kulonprogo karena kita ketahui bandara akan pindah ke sana,” jelasnya pada wartawan, Selasa (9/5/2017).
Ia menilai kepindahan itu juga akan memimbulkan kebutuhan tenaga kerja baru berkualitas yang relatif banyak, Karena itu, dalam pelatihan yang digelar selama 10 hari itu, peserta akan mendapatkan kemampuan yang dibutuhkan meski masih tanpa lisensi.
Adapun, pihaknya sendiri hanya berwenang dalam pendidikannya sedangkan perekrutannya diserahkan pada Angkasa Pura.
Sementara itu, GM PT Angkasa Pura I Agus Pandu Purnama, mengatakan ada lima peserta yang berasal dari Kulonprogo. Kegiatan ini sebagai realisasi dari pihaknya untuk meningkatkan kualitas warga terdampak untuk bisa bersaing agar dapat bekerja di bandara baru.
Meski demikian, ia menekankan jika peserta pelatihan sekaligus warga terdampak masih harus mengikuti perekrutan tanpa ada pengkhususan.
“Supaya masyarakat terdampak siap jika ada perekrutan, tidak kalah dengan SDM luar,” terang dia.
Hal ini sejalan dengan harapan agar warga yang telah memberikan lahannya itu tidak hanya menjadi penonton namun juga bisa berpartisipasi.
Mendatang, sejumlah pelatihan lainnya juga akan dilakukan dengan peserta dari 5 desa terdampak meski tidak berkaitan langsung dengan profesi di dalam bandara.
Salah satunya ialah pertukangan, pemandu wisata, dan perbengkelan. Pandu menyebutkan semua warga terdampak diminta tak hanya bergantung dari profesi di luar bandara namun juga perkembangan yang terjadi di luar bandara.
Diperkirakan setidaknya bandara baru di Kulonprogo membutuhkan sekitar 15.000 SDM di dalam bandara. Jumlah serapan tenaga kerja diperkirakan akan lebih banyak dengan adanya lonjakan wisatawan asing yang masuk ke Jogja lewat bandara yang berada di Temon itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Muncul Aksi Unjuk Rasa di Kantor KPU DIY
- Danais Kembali Dikucurkan untuk Mendukung Program Becak Listrik di 2024
- Heroe Poerwadi Kumpulkan Berkas Pendaftaran Cawali ke DPD Golkar Kota Jogja
- Kereta Api Terlambat, Daops 6 Yogyakarta Minta Maaf
Advertisement
Advertisement