Advertisement

Air PDAM Mampet, Warga Semanu Terpaksa Beli Air Tangki

Irwan A Syambudi
Jum'at, 19 Mei 2017 - 12:55 WIB
Nina Atmasari
Air PDAM Mampet, Warga Semanu Terpaksa Beli Air Tangki

Advertisement

Selama dua pekan terakhir warga di Dusun Piyuyon, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu terpaksan membeli air

 
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL —Selama dua pekan terakhir warga di Dusun Piyuyon, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu terpaksa membeli air tangki untuk kebutuhan sehari-hari. Selain karena hujan yang tak lagi turun selama beberap pekan terakhir, saluran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) juga mampet.

Advertisement

Menurut Ketua Rukun Tetangga (RT) 01/ Rukun Warga (RW) 04, Dusun Piyuyon, Sumadi saat musim kemarau air dari PDAM debitnya selalu menurun saat musim kemarau.

Bahkan kata dia sudah selama dua minggu terakhir, air dari PDAM tak lagi mengalir sama sekali. “Sebagian sudah ada yang membeli air tangki,” kata dia, Kamis (18/5/2017).

Untuk membeli air dari tangki eceran ukuran 5.000 liter warga harus merogoh kocek hingga Rp120.000 hingga Rp200.000 tergantung jarak. Dan satu tangki air itu rata-rata hanya cukup untuk kebutuhan air selama dua hingga tiga pekan.

Namun selain membeli air tangki eceran, sebagian warga masih ada yang memanfaatkan cadangan air dari penampungan tadah hujan beberapa waktu lalu. Ada pula warga yang masih mengandalkan sisa air dari PDAM yang ditampung pada bak penampungan air.

“Hampir semua warga memiliki bak penampungan air untuk menampung air pada saat musim hujan. Agar saat musim kemarau mereka masih punya cadangan air untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Dari bak penampungan itu kapasitasnya cukup lumayan, kata dia bisa untuk kebutuhan minum dan mencuci sampai dua hingga tiga minggu setiap kepala keluarga. Untuk hari-hari selajutnya, warga biasanya  mengandalkan air dari PDAM yang terpasang di 11 titik.

"Untuk di dusun kami ada 11 titik yang dipasang saluran air, dan warga mengambil menggunakan selang, atau jeriken. Jika sudah memasuki musim kemarau air dari PDAM mulai berkurang dan digilir kadang dua minggu sekali atau kadang tiga minggu tergantung dari sana [sumber mata air]. Tapi untuk saat ini air dari PDAM tidak mengalir sama sekali," jelas Sumadi.

Salah seorang warga Piyuyon lainnya, Sumi juga membenarkan jika air PDAM sudah dua pekan terakhir tidak lagi mengalir. Namun demikian hal tersebut tak terlalu dipersoalkan lantaran sudah terbisa dengan kondisi yang demikian.

“Sudah biasa setiap musim kemarau pasti air berkurang. Kalau sekarang sih masih punya air, cadangan, tapi tinggal separuh. Nanti kalau habis ya beli air tangki,” katanya.

Terpisah, Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Gunungkidul, Isnawan Febriyanto mengatakan matinya saluran air PDAM di Dusun Piyuyon disebabkan rusaknya pompa air. Kini pihaknya sedang melakukan perbaikan dengan mendatangkan pompa air dari Jakarta.

Di sisi lain, untuk wilayah Piyuyon kata dia memang belum bisa terpasang instalasi air untuk setiap rumah. Disamping karena geografisnya kekuatan pompa belum bisa jika dipasang di masing-masing rumah.

"Memang kapasitas pompanya belum bisa untuk memenuhi kebutuhan di rumah warga," ujar Isnawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement