Advertisement
20 Bumil di Bantul Terdeteksi Kurang Gizi

Advertisement
Dari sekitar 450 ibu hamil yang memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Kasihan I, 20 diantaranya terdeteksi mengalami kurang gizi
Harianjogja.com, BANTUL --Dari sekitar 450 ibu hamil yang memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Kasihan I, 20 diantaranya terdeteksi mengalami kurang gizi atau Kekurangan Energi Kronik (KEK) maupun anemia.
Advertisement
Deteksi dini gejala kekurangan gizi pada ibu hamil dapat diidentifikasi dari ukuran lingkar lengan atas (lila). Jika lila kurang dari 23,5 centimeter maka termasuk kurang gizi.
Guna menangani permasalahan ini, Puskesmas Kasihan I menggandeng Universitas Aisyiyah dalam program pendampinang selama tiga bulan Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) Perawatan Kolaborative Kesehatan Ibu Hamil dengan KEK (Wakol Kolek).
Pendampingan yang dilakukan mencakup penyuluhan gizi, pemeriksaan atropomteri, pemeriksaan hemoglobin (HB), penimbangan berat badan, pemeriksaan lila, dan senam kehamilan.
"Dari 20 bumil tersebut, 10 diantaranya kami dampingi karena tergolong kurang mampu," ujar ketua tim PKM-M Wakol Kolek, Rosmiati A. Rifai pada Minggu (28/5/2017).
Rosmiati mengatakan ada banyak faktor kenapa seorang bumil menderita kekurangan gizi. Diantaranya pola makan yang kurang baik, pengetahuan yang terbatas, serta kendala ekonomi.
Padahal jika bumil kekurangan gizi maka akan berdampak buruk pada kandungannya. Menurutnya, bayi bisa lahir prematur, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), cacat bawaan pada bayi, bahkan dapat menyebabkan kematian bayi.
Ia berharap selain sebagai bentuk pengabdian mahasiswa agar ilmu dan tenaga mereka bermanfaat bagi masyarakat, program pendampingan ini juga dapat mengatasi permasalahan bumil kekurangan gizi di wilayah kerjanya.
Rosmiati juga mengharapkan melalui program ini, para bumil, keluarganya, dan masyarakat di sekitarnya mendapatkan informasi seluas-luasnya tentang pemenuhan gizi selama kehamilan sehingga dapat turut bekerjasama demi menekan angka bumil kurang gizi dan kematian saat melahirkan.
"Keadaan gizi masyarakat yang optimal dapat meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat," ujarnya.
Salah satu bumil yang menderita kurang gizi, Fitria mengatakan ini merupakan kehamilan pertamanya. Saat memeriksakan kesehatan, ia terdeteksi mengalami kurang gizi karena lila yang dimiliki di bawah 23,5 cm.
Dinilai kurang mampu, ia pun diikutkan dalam program PKM-M Wakol Kolek. "Saya senang ikut program ini, semoga saya dan bayi sehat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ekspor Batu Bara Indonesia Terendah Selama 3 tahun Terakhir, Ini Penyebabnya
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
- Jadwal SIM Keliling di Bantul Selama Mei 2025, Cek Lokasinya di Sini
- Jadwal Bus DAMRI di Jogja Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Cek Lokasi Keberangkatannya
- Lokasi dan Jadwal SIM Keliling di Gunungkidul Selama Mei 2025
- Cuaca di Jogja Hari Ini Minggu 11 Mei Diprediksi Cerah, Saatnya Jalan-jalan
Advertisement