Advertisement
3 Hari ke Depan, DIY Berpotensi Hujan Lebat
Advertisement
Potensi hujan lebat meningkat dalam tiga hari ke depan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA --Potensi hujan lebat meningkat dalam tiga hari ke depan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY pun mengimbau masyarakat agar waspada dan peka. Meskipun sudah ada sistem peringatan dini, tapi kepekaan adalah yang utama.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana mengatakan, saat ini pihaknya sudah memiliki sistem peringatan dini, serta komunitas-komunitas di kawasan sungai yang siap sedia memantau kondisi dan perkembangan cuaca di seluruh wilayah DIY.
Namun, lanjutnya, yang paling penting adalah antisipasi dari masyarakat sendiri. Antisipasi bisa dilakukan dengan melihat dan mencermati kondisi lingkungan masing-masing. Karena itu, ia menuntut kepekaan masyarakat, termasuk jika sewaktu-waktu ada peringatan dari Pusdalops BPBD DIY.
"Dalam artian, memantau cuaca dan alam sekitarnya. Misal, terjadi hujan deras dengan durasi cukup lama, harus diwaspadai. Terutama di kawasan rawan bencana, seperti Samigaluh, atau Kalibawang dan kawasan lain yang berpotensi longsor," katanya melalui sambungan telepon, Rabu (7/3/2018).
Ia mengatakan BPBD DIY sudah memiliki peta rawan bencana. Salah satu yang masuk rawan adalah Pathuk, Gunungkidul. Bahkan Biwara menyebut, Sungai Bomo beberapa waktu lalu sempat meluap.
Selain sudah memasang sistem peringatan dini, Biwara mengungkapkan, BPBD DIY memiliki posko internal guna memantau kondisi cuaca di seluruh wilayah DIY. BPBD DIY pun tetap mewaspadai setiap fenomena alam yang terjadi, dengan memaksimalkan seluruh elemen penanggulangan kebencanaan.
"Di kabupaten dan kota, seluruh komponen penanggulangan bencana bisa ikut antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan akibat fenomena alam ini. Seluruh elemen bisa kami gerakkan," jelasnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY memprediksi potensi hujan lebat akan meningkat pada tanggal 7 hingga 10 Maret 2018. Hal ini diakibatkan karena kondisi atmosfer mengalami peningkatan dengan ditandai adanya aliran udara basah dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia.
"Di sisi lain posisi matahari dalam gerak semu tahunannya di sekitar equator berdampak pada meningkatnya intensitas radiasi ke bumi. Kondisi tersebut diperkirakan menyebabkan udara hangat lembab labil sehingga berpotensi mengakibatkan hujan dengan intensitas lebat terjadi di beberapa wilayah DIY," jelas Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Jogja Agus Sudaryatno melalui keterangan tertulis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Ribu Penerima Bansos Terindikasi Terlibat Judi Online, Ini Komentar Sosiolog UGM
- Udara di DIY Bikin Menggigil, Angin Monsun Jadi Penyebabnya
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
Advertisement
Advertisement