Advertisement

Kapal Besar Luar Daerah Masuk Perairan Bantul, Nelayan Pantai Depok Kecolongan

Salsabila Annisa Azmi
Minggu, 01 April 2018 - 16:17 WIB
Nina Atmasari
Kapal Besar Luar Daerah Masuk Perairan Bantul, Nelayan Pantai Depok Kecolongan Nelayan Mina Bahari Depok 45 menepikan perahu seusai menangkap ikan di tengah Pantai Depok, Minggu (1/4/2018). - Harian Jogja/Salsabila Annisa Azmi

Advertisement


Harianjogja.com, BANTUL - Pada Maret akhir nelayan Pantai Depok kembali kecolongan udang cerbung yang sedang panen. Seminggu yang lalu, selama tiga hari berturut-turut enam kapal besar dari luar daerah yang melanggar batas wilayah.

Ketua Kelompok Nelayan Mina Bahari 45, Tarmanto, mengatakan kapal-kapal besar datang dari Cilacap dan merusak peralatan kapal milik nelayan.

"Pokoknya sekitar enam nelayan kehilangan jangkar dan jaring mereka rusak," kata Tarmanto saat ditemui Harianjogja.com seusai melaut di siang hari, Minggu (1/4/2018).

Tarmanto mengatakan untuk kerugian udang cerbung yang dicuri kapal besar, dia tidak mengetahui jumlah pastinya. Hasil tangkapan nelayan pun masih bisa dikatakan stabil. Namun peralatan yang rusak menyebabkan nelayan harus menunggu jangkar baru selama beberapa hari sebelum melaut.

Seorang nelayan Pantai Depok, Tugiran, mengatakan kapal besar melanggar batas wilayah Pantai Bantul yang seharusnya 6 mil dari bibir pantai.

"Biasanya kami kecolongan udang cerbung di pinggir pantai kalau sudah malam. Kalau siang mereka masih ada di luar 6 mil, kalau malam baru melanggar batas," kata Tugiran seusai melaut.

Tugiran mengatakan sekitar 7 nelayan kehilangan jangkar dan jaringnya rusak. Tugiran mengatakan kerugian nelayan mencapai Rp500.000 per orangnya. Untuk kerugian tangkapan, Tugiran mengaku nelayan tidak merasakan penurunan hasil tangkapan secara signifikan.

Tugiran menambahkan nelayan tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kapal dari luar daerah yang melanggar batas, sebab kapal mereka terlalu besar dan tinggi.

"Kalau Polair mau nangkap juga harus dari Sadeng, kelamaan. Sini tidak ada kapal jetski untuk mengejar mereka, lagian biaya operasionalnya mahal," kata Tugiran.

Sebelumnya, Kepala Satuan Patroli Direktorat Polair Polda DIY AKBP Bayu Herlambang mengatakan tidak adanya pelabuhan di sisi Barat pantai menyebabkan kapal dari Jawa Tengah selalu menerobos batas wilayah. Selama ini, penjagaan batas wilayah DIY hanya ada di sisi Timur yaitu melalui pelabuhan Pantai Sadeng.

Lebih jauh, Bayu mengatakan ada dampak yang ditimbulkan dari lambatnya proses pembangunan Tanjung Adikarta. Proses patroli dan pengumpulan barang bukti pun terhambat karena jarak dari perairan Bantul menuju Pantai Sadeng memakan waktu enam jam. Polairut sering kehabisan waktu di jalan dan nelayan yang melanggar batas wilayah langsung kabur dari TKP.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemkab Bantul Siapkan Siswa Cadangan Sekolah Rakyat

News
| Rabu, 02 Juli 2025, 13:17 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement