Advertisement

Promo November

Aksi Demo di Pertigaan UIN Diduga Disusupi, Begini Versi Mahasiswa

Irwan A Syambudi
Rabu, 02 Mei 2018 - 12:53 WIB
Bhekti Suryani
Aksi Demo di Pertigaan UIN Diduga Disusupi, Begini Versi Mahasiswa Polisi menangkap salah seorang anggota massa aksi yang diduga terlibat pembakaran pos polisi pada demo hari buruh di pertigaan kampus UIN Sunan Kalijaga, Jogja, Selasa (5/1/2018). - Harian Jogja/Christoporus Sasongkoadji

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Koalisi mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Satu Mei (Geram) membantah terlibat dalam aksi pembakaran pos polisi di pertigaan UIN Sunan Kalijaga, Jogja pada peringatan hari buruh, Selasa (1/5/2018).

Melalui rilis yang disampaikan ke media massa, aliansi mahasiswa memberikan penjelasan. Begini isi klarifikasinya.

Advertisement

Menyoal polemik massa aksi Selasa 1 Mei 2018 yang dilakukan di pertigaan UIN Sunan Kalijaga Jl. Laksda Adisucipto dalam rangka memperingati hari buruh sedunia, kami Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta perlu mengklarifikasi rentetan kabar yang beredar bahwa sebagai berikut;

1. Aksi ini adalah aksi aliansi/gabungan lintas gerakan yang tidak hanya beranggotakan PMII secara tunggal, tetapi terdiri dari berbagai unsur gerakan/organisasi lain yang tergabung dalam GERAM (Gerakan Aksi Satu Mei).

Di antara unsur gerakan tersebut ialah Fron Aksi Mahasiswa Jogjakarta (FAM-J) yang dikoordinatori saudara Mas’udi, PMII Komisariat Wahid Hasyim yang dikordinatori saudara Lutfhi, Aliansi Mahasiswa UJB yang dikoordinatori saudara Talamun, Aliansi Mahasiswa Mercu Buana yang dikoordinatori saudara Dedik, Aliansi Mahasiswa UIN yang dikoordinatori saudara Habab, Aliansi Mahasiswa UCY yang dikoordinatori saudara Miftah, Aliansi Mahasiswa UNY yang dikoordinatori saudara Egis, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia yang dikoordinatori saudara Alci, PMII Komisariat Pondok Sahabat UIN Sunan Kalijaga yang dikoordinatori saudara Odent, LPM Ekspresi UNY yang dikordinatori saudara Fahrudin , LPM Himmah UII yang dikoordinatori saudara Hasan, LPM Poros UAD yang dikoordinatori saudara Ayan, LPM Journal Amikom yang dikoordinatori saudara Bayu, GMNI UII yang dikoordinatori saudara Ibnu, DEMA Fakultas Syaria’ah dan Hukum yang dikoordinatori saudara Lutfhi, PMII Komisariat Dewantara yang dikoordinatori saudara Sayyid.

2. Sejak awal kami sepakat aksi ini adalah aksi damai (tanpa anarkisme).

3.Karena aksi ini adalah aksi gabungan, masing-masing koordinator/ketua organisasi bertanggungjawab terhadap masa aksi dari organisasinya masing-masing.

4. Koordinator Umum (Kordum) aksi telah melakukan instruksi kepada masing-masing koordinator/ketua masing-masing organisasi agar massa yang dibawa menjaga etika, tidak melanggar hukum, bersikap ramah dan santun kepada masyarakat sekitar UIN dan para pengguna jalan raya, tidak melakukan hal anarkisme yang dapat merugikan masyarakat dan negara.

5. Saat massa aksi diwakili Kordum hendak melakukan pernyataan sikap (bertanda akan berakhirnya aksi), tanpa sepengetahuan Kordum, masuk sekolelompok orang dengan ciri-ciri berpakaian gelap (hitam), memakai jaket, penutup kepala serta penutup wajah, mereka tiba-tiba merusak dan membakar pos polisi menggunakan bom molotov, melakukan vandalisme serta tindakan-tindakan anarkis lainnya yang memancing keributan dan merugikan.

6. Tindakan tersebut memprovokasi massa aksi lainnya dan menimbulkan reaksi keras masyarakat sekitar yang awalnya melihat jalannya aksi dengan damai, sehingga gesekan dengan masyarakat tidak bisa dihindari.

7. Setelah mengumpulkan serta berkoordinasi dengan kader-kader yang terlibat demonstrasi, Saya sebagai Ketua PC PMII DIY menjamin bahwa pelaku tindakan anarkis dan vandalisme bukanlah dilakukan kader PMII DIY.

Demikin Surat klarifikasi ini dibuat secara sadar dan jelas untuk meluruskan rentetan kabar yang kurang objektif tentang insiden demontrasi yang terjadi pada peringatan hari buruh sedunia di pertigaan UIN Sunan Kalijaga.

Faizi Zain, Ketua PC PMII saat dikonfirmasi Harianjogja.com menegaskan massa aksi tak pernah membuat tulisan provokasi soal "Bunuh Sultan" yang kini viral di media sosial. "Tulisan bunuh Sultan dan lainnya itu bukan dari massa aksi yang resmi. Tulisan itu ada di pertengahan aksi," tegas Faizi Zain, Rabu (2/5/2018).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

687 Warga Negara Asing Terjaring Operasi Jagratara, Pelanggaran Izin Tinggal Mendominasi

News
| Jum'at, 22 November 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement