Advertisement
UPN Buka Seleksi Rektor Bagi Dosen PNS Seluruh Indonesia

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta melakukan penjaringan bakal calon (balon) Rektor yang akan menduduki jabatan periode 2018 - 2022. Panitia membuka kesempatan bagi dosen berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di seluruh PTN di Indonesia untuk mendaftar menjadi balon Rektor UPN Veteran.
Ketua Panitia Pemilihan Rektor UPN Veteran Yogyakarta Ramli Sitanggang menegaskan, terbukanya balon rektor dari dosen PNS berbagai PTN di Indonesia itu mendasar pada Permenristekdikti No.19/2017 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpian PTN.
Advertisement
Pihaknya sudah menetapkan 17 syarat mengikuti penjaringan, salah satunya memiliki pengalaman jabatan sebagai dosen jenjang akademik lektor kepala dan bergelar doktor. Oleh karena itu berbagai persyaratan tersebut telah disosialisasikan ke sejumlah PTN di Indonesia seperti melalui website PTN lain.
"Kami membuka kesempatan kepada dosen akademisi di seluruh PTN di Indonesia terutama yang pernah menduduki jabatan fungsional bisa ikut mendaftar sebagai balon Rektor UPN," ungkapnya dalam Sosialisasi Penjaringan Balon Rektor UPN Veteran Yogyakarta Periode 2018-2022 di Ruang Seminar Fakultas Teknologi Mineral, Senin (28/5/2018).
Ia menambahkan, calon tersebut bisa berasal dari luar DIY, namun setelah menjabat diharapkan tinggal di DIY untuk memudahkan menjalankan tugas jabatan. Pendaftaran saat ini sudah dibuka dan akan ditutup pada 8 Juni 2018.
Jika tahap penjaringan pendaftar kurang dari empat orang, maka akan dilakukan perpanjangan pada 25 Juni 2018 dan ditutup pada 5 Juli 2018. Seleksi administrasi akan dilakukan pada 25 sampai 26 Juni 2018 jika tidak ada perpanjangan pendaftaran. Tetapi jika menggunakan perpanjangan, seleksi administrasi akan digelar 6 sampai 7 Juni 2018.
"Penyerahan nama balon Rektor UPN Veterangan Yogyakarta ke senat universitas akan dilakukan pada 9 Juli 2018," imbuhnya.
Ketua Senat UPN Veteran Yogyakarta Profesor Sutanto menambahkan, penyampaian visi misi balon rektor digelar pada 10 hingga 13 Agustus 2018. Setelah penyampaian visi misi kemudian, senat melalui rapat tertutup menilai dan menetapkan tiga calon rektor UPN kemudian pada 14 Agustus 2018 menyerahkan ketiga nama tersebut ke Menristekdikti.
"Ini menjadi pertama kalinya UPN melakukan proses pendaftaran melalui penjaringan, dari sebelumnya langsung ditetapkan Menteri. Proses pendaftaran bisa dikirim melalui pos," kata dia.
Rektor UPN Profesor Sari Bahagiarti menyatakan, ia tidak mencalonkan lagi sebagai rektor karena terbentur usia di atas 60 tahun pada saat pelantikan. Pakar Geologi itu memilih akan kembali menjadi dosen.
Sari tak mempersoalkan siapapun dan darimanapun nanti yang akan menjabat sebagai Rektor UPN, tetapi ia menegaskan Rektor UPN harus paham bela negara, mengingat UPN ditetapkan sebagai kampus bela negara.
"Siapapun boleh dari luar [UPN] dalam [UPN] yang penting saya titip salah satunya harus paham bela negara," tegasnya.
Sari mengakui, Rektor terpilih ke depan memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di UPN mulai dari penyelesaian SDM yang belum tuntas, hingga aset yang akan menjadi masalah besar bagi pemimpin UPN ke depan.
"Serta masalah meningkatkan kualitas melalui akreditasi institusi berada di peringkat B, saya akan titipkan itu, serta pemeringkatan lembaga belum sesuai harapan karena masih berada di 40 sesuai pemeringkatan Kemenristekdikti, paling tidak ke depan harus 20 besar, ini tantangan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kemendag Pastikan TikTok Shop Tak Dilarang, Siapkan Aturan Baru
Advertisement

Wisatawan Mancanegara Mulai Melirik Desa Wisata di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Awas! Sejumlah Mata Air dan Belik di Jogja Kini Sudah Tercemar
- 246 Sumur di Jogja Diuji sejak 2021, DLH: 98% Tercemar!
- Terdakwa Korupsi SMP 1 Wates Bacakan Pembelaan 3 Lembar di Persidangan
- Jadwal keberangkatan KA Bandara YIA dari Stasin Tugu Jogja, Jumat 22 September 2023
- Membangun Budaya Literasi Butuh Komitmen Bersama
Advertisement
Advertisement