Advertisement
Sungai di Sleman yang Tercemar E. Coli Berada di Kawasan Ini
Pertemuan Forum Komunitas Sungai Sleman yang diadakan di Halaman SDN Somohitan, Dusun Daleman, Girikerto, Turi, Minggu (24/6/2018). - Harian Jogja/Irwan A. Syambudi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Pembuangan limbah rumah tangga ke sungai menyebabkan persoalan serius bagi kelestarian lingkungan. Akibat limbah rumah tangga, banyak di antara sungai di Kabupaten Sleman yang memiliki kandungan bakteri E. Coli di atas ambang batas.
Ketua Forum Komunitas Sungai Sleman, A.G Irawan tidak menampik adanya sebagian sungai yang memiliki kandungan bakteri E. Coli cukup tinggi. Dia berani menyebut sebagian sungai ada yang telah tercemar bakteri E. Coli.
Advertisement
Menurutnya bakteri E. Coli itu banyak bersumber dari limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai. Masyarakat masih banyak yang belum memiliki saluran instalasi pembuangan air limbah (IPAL) sehingga langsung membuang limbah ke sungai. Dan meskipun memiliki IPAl, tetapi banyak di antaranya, pengelolaanya masih buruk sehingga yang dibuang ke sungai masih banyak mengandung bakteri E. Coli.
Dia menyebut banyak di antaranya sungai yang tercemar bakteri E. Coli adalah sungai yang berada di kawasan padat penduduk. "Di wilayah tengah cukup merata dari sungai Gajah Wong, Code, Boyong wilayah tengah, Winongo, Bedog itu bahkan sudah tercemar E. Coli yang cukup banyak. Sungai Kali Kuning itu tengahnya sebelah timur bandara, di wilayah itu sebelah utaranya padat penduduk," kata dia saat menghadiri pertemuan Forum Komunitas Sungai Sleman, di Girikerto, Turi, Minggu (24/6/2018)..
BACA JUGA
Lanjutnya lagi, tingginya kandungan bakteri E. Coli ini dapat mengancam kesehatan masyarakat di sekitar sungai. Selian itu ekosistem juga akan terganggu, karena banyak dari biota itu menggantungkan sungai untuk berkembang biak. Dia mencontohkan adalah capung yang menetaskan telurnya di sungai.
"Kalau capungnya sedikit maka kualitas artinya jelek. Udang juga bisa jadi indikator. Karena udang sungai itu sangat rentan, jika udang tidak muncul maka pencemarannya tinggi," jelas Irawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




