Advertisement
Teri Berformalin Marak Beredar di Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Ikan teri yang beredar di pasaran di DIY belum 100% aman.
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta menemukan ikan teri mengandung formalin saat melakukan inspeksi di sejumlah pasar tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Advertisement
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta Sandra MP Linthin saat ditemui di ruang kerjanya di Jogja, Selasa (26/6/2018), mengatakan teri dengan kandungan formalin paling banyak ditemukan di pasar tradisional di Kabupaten Sleman, selain ditemukan di Kulonprogo dan Kota Jogja.
"Di Sleman peredarannya cukup banyak, di 40 pasar di Sleman sudah dilakukan pemeriksaan bersama-sama Disperindag dan hampir seluruhnya ditemukan [teri berformalin]," kata dia.
Dia menjelaskan ciri-ciri fisik teri berformalin sulit dibedakan dengan teri tak berformalin. Namun demikian, masyarakat dapat mengenali perbedaanya melalui bau yang menyengat.
"Selain baunya yang lebih menyengat, biasanya makanan berformalin tidak dikerumuni lalat," kata dia. Untuk membantu mempermudah masyarakat mengenali makanan berformalin, pemerintah telah melakukan intervensi dengan memberikan zat pemahit (denatonium sakarida) pada formalin sehingga segala jenis makanan yang dicampur dengan formalin akan terasa pahit.
"Meski efeknya tidak langsung, masyarakat tetap harus mewaspadai dengan ciri-ciri tersebut karena sangat berbahaya bagi kesehatan," katanya.
Untuk mengatasi penjualan teri berformalin, BBPOM Yogyakarta bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY telah membentuk tim khusus melibatkan penyidik PPNS untuk menyisir penjualan teri berformalin di pasar tradisional.
"Seharusnya ikan teri cukup diawetkan dengan garam. Akan tetapi karena ingin lebih murah maka menggunakan formalin," kata dia.
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh tim tersebut, produsen teri berformalin serta makanan mengandung bahan berbahaya lainnya seluruhnya berasal dari luar DIY.
Para pedagang ikan teri di DIY hanya melakukan beli putus dari para distributor yang berasal dari luar daerah.
Selain teri berformalin, petugas BBPOM Yogyakarta juga masih menemukan kerupuk mengandung Rodhamin B.
"Semuanya kami pastikan dari luar DIY, produsennya dari Muntilan dan Purworejo, Jawa Tengah, kami sudah berkoordinasi dengan BBPOM Semarang," kata Sandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Prabowo Ungkap Penerapan Tarif Trump untuk Indonesia yang Saling Menguntungkan
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Ringkus Pelaku Penggelapan Sepeda Motor di Mergangsan Jogja
- Disdikpora Kulonprogo Belum Terima Laporan Penutupan SMP Maarif Yani, Ini Tanggapan Pihak Yayasan
- Banyak Sekolah Negeri di Kulonprogo Kekurangan Siswa, Bupati Ajukan Opsi Regrouping
- Lulusan Sarjana Jadi Pengangguran Terbanyak Kedua di Bantul
- Kepala Pilar Tol Jogja-Solo Ditargetkan Selesai Dikerjakan Agustus 2025
Advertisement
Advertisement