Advertisement

Promo November

Festival Dolanan Anak Selamatkan Anak dari Ancaman Gawai

Abdul Hamied Razak
Jum'at, 31 Agustus 2018 - 07:50 WIB
Bhekti Suryani
Festival Dolanan Anak Selamatkan Anak dari Ancaman Gawai Anak-anak dari Kecamatan Jetis Jogja unjuk kebolehan saat mengikuti Festival Dolanan Anak 2018 di Pendopo Taman Siswa, Mergangsan, Jogja, Selasa (28/8/2018). - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Sebanyak 14 regu dari 14 kecamatan mengikuti Festival Dolanan Anak yang digelar Dinas Kebudayaan Kota Jogja, Selasa (28/8/2018) hingga Kamis (30/8/2018) mendatang. Festival tahunan itu digelar di Pendopo Taman Siswa Jogja.

Kepala Bidang Adat Seni dan Tradisi Disbud Kota Jogja Mukti Wulandari mengatakan festival itu digelar sebagai bentuk apresiasi kepada anak-anak. Festival tersebut diikuti perwakilan 14 kecamatan di mana satu kecamatan mengirim wakilnya maksimal 25 anak. "Masing-masing grup memilih satu dari delapan tema dolanan anak yang kami tawarkan," katanya kepada Harianjogja.com, Selasa (28/8/2018).

Advertisement

Menurut Mukti, festival tersebut digelar sebagai salah satu sarana untuk melestarikan dolanan anak. Sebabnya, saat ini anak-anak lebih senang bermain gawai daripada bermain dengan teman seusianya. Padahal jika anak-anak bermain dengan sebayanya akan muncul kreatifitas pada anak.

Oleh karenanya, kata Mukti, festival yang juga dikompetisikan itu bertujuan supaya aset kebudayaan itu tidak hilang dan juga mendukung tumbuh kembang anak. "Permainan anak diharapkan tidak tergerus dengan perkembangan gadget di era digital saat ini. Melalui festival ini kami juga menunjukkan permainan yang lebih sehat dan menyenangkan," kata Mukti.

Dia mengingatkan kepada anak-anak dan orangtua jika dolanan anak juga bisa membentuk karakter anak. Alasannya, permainan tradisional mengandung banyak pelajaran bagi anak. Dalam setiap permainan yang dilakukan, kata Mukti, ada nilai budi pekerti yang diajarkan kepada anak. Mulai kerja sama, saling menghargai, siap kalah dengan teman-temannya dan lainnya.

"Anak bisa menerima kekalahan, belajar saling menghargai, gotong-royong, membangun solidaritas, tidak dendam. bahkan karena banyak bergerak bisa membuat fisik anak sehat," jelasnya.

Salah seorang peserta festival tersebut, Idopati Tanaya dari Kecamatan Mergangsan mengaku selama ini di kampungnya tidak pernah bermain dolanan anak. Di kampung, siswa kelas 1 SMP ini hanya sering bermain sepak bola. "Jadinya senang ikut festival ini. Bisa tahu ada banyak dolanan anak yang bisa dimainkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno

News
| Kamis, 21 November 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement