Advertisement
Duh...Dana Keistimewaan Belum Berhasil Mengurangi Kemiskinan di Bantul
Ilustrasi dana. - Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL- Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul mengaku penggunaan dana keistimewaan (danais) di Bantul belum berdampak signifikan terhadap pengentasan kemiskinan. Angka kemiskinan di Bantul masih cukup tinggi, mencapai 14,07% dari total jumlah penduduk atau sekitar 139.000-an.
Namun demikian keberadaan danais cukup membantu meringankan APBD Bantul dalam pembangunan di Bantul, "Program bertahap, tahap sekarang kurang mendukung pengentasan kemiskinan," kata Fenti, Kamis (6/9/2018).
Advertisement
Berdasarkan data Bappeda Bantul danais tahun ini lebih banyak dialokasikan pada pembangunan fisik, seperti pembangunan ruang strategis pariwista di kawasan Parangtritis, perbaikan kawasan makam raja-raja Mataram di Imogiri, identifikasi tanah kasultanan, dan pembangunan taman budaya.
Sisanya untuk pagelaran kebudayaan, festival budaya, pembentukan kelembagaan, dan desa budaya. Secara rinci total danais di Bantul tahun ini Rp22,9 miliar yang dibagi pada empat bidang, yakni kebudayaan Rp12 miliar, tata ruang Rp9,2 miliar, pertanahan Rp1,4 miliar, dan kelembagaan Rp200 juta.
BACA JUGA
Selain porsi danais lebih banyak ke fisik. Capaian pembangunan fisik pun serapannya masih minim. Setidaknya sampai akhir smester pertama Juni lalu capaian pembangunan fisik dari danais baru mencapai 36% dan penggunaan anggaran baru mencapai 10% dari total Rp22,9 miliar.
Kepala Bidang Pengendalian, Penelitian, dan Pengembangan, Bappeda Bantul, Husin Bahri mengakui serapan danais masih kecil. Menurut dia kecilnya serapan danais di smester pertama karena sebagian besar masih dalam proses lelang, sehingga pembangunan lebih banyak di smester dua atau trimester III dan IV.
"September-Oktober ini kami targetkan realisasi pembangunan fisik capai 70 persen," kata Husin.
Lebih lanjut Husin mengatakan danais tahun ini lebih besar dibanding tahun lalu yang hanya Rp19,4 miliar. Sebenarnya Pemerintah Kabupaten Bantul setiap dua tahun mengajukan danais mencapai Rp200-300 jutaan, namun hasil realisasi dari Pemda DIY dikurangi karena beberapa kegiatan dianggap menjadi kewenangan Pemda DIY.
Soal pengaruh danais untuk kesejahteraan, Husin mengaku masih belum banyak berdampak. Ia meyakini dampak danais baru dirasakan dalam beberapa tahun ke depan setelah proses pembangunan sarana dan prasarana pendukung selesai.
Ke depan, pihaknya juga ingin mengupayakan supaya danais bisa digunakan sebagai bantuan langsung kepada masyarakat miskin. Namun belum bisa dilakukan karena data kemiskinan di Bantul saat ini masih dalam proses validasi. Setelah data tervalidasi nantinya warga miskin akan dikasifikasikan dari sisi profesi, kemampuan, sampai kondisi keluarga, supaya bantuan tepat sasaran dan efektif dalam menurunkan angka kemiskinan. "Kami optimalkan dulu update datanya," ujar Husin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




