Advertisement
DIY Selamatkan Mahasiswa Sulteng dari Ancaman DO
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA -- Pemda DIY mencatat setidaknya sudah ada 590 mahasiswa asal Sulawesi Tengah (Sulteng) yang terkena dampak gempa dan tsunami. Mereka tak lagi mendapatkan kiriman biaya kuliah dan biaya hidup. Jika tak ada yang memberikan perhatian bisa jadi mereka terancam drop out (DO). Namun Pemda DIY bersama Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) DIY mengupayakan agar mereka tetap bisa menyelesaikan studi.
Kepala LLDikti DIY Bambang Supriyadi menjelaskan selain bantuan untuk penghidupan sehari-hari, bersama Pemda DIY pihaknya sedang memikirkan kelanjutan biaya pendidikan bagi mahasiswa Sulteng yang keluarganya terdampak gempa.
Advertisement
Bambang memastikan mahasiswa Sulteng harus tetap menyelesaikan studi dalam kondisi apapun. Ia mencatat sejumlah kampus yang memiliki mahasiswa Sulteng terdampak gempa antara lain UII dan Stikes Surya Global yang sebagian besar mahasiswa barunya berasal dari Sulteng.
"Kalau masih mahasiswa baru pemulihannya cukup lama sampai beberapa tahun. Mungkin nanti bisa dibantu bebas SPP selama beberapa semester. Nanti akan menjadi pemikiran kami," katanya seusai bertemu Gubernur DIY di Kepatihan, Senin (8/10/2018) sore.
Bambang menambahkan hingga Senin (8/10/2018) baru sekitar 15 PTS yang menyatakan kesiapan untuk memberikan keringanan SPP bagi mahasiswa terdampak gempa. Ke-15 PTS tersebut telah hadir dalam pertemuan bersama Gubernur DIY di Kepatihan. Total yang memiliki mahasiswa Sulteng diperkirakan sekitar 80 PTS.
"Kalau bisa semua PTS yang punya mahasiswa terdampak semaksimal mungkin bisa menolong," ujar dia.
LLDikti akan kembali membahas persoalan ini bersama Forum Komunikasi Pimpinan Perguruan Tinggi pada Rabu (10/10/2018) pekan ini. Terutama untuk mendata lebih valid sekaligus tindak lanjut level terdampak bencana.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan Pak Sekda [DIY], nanti ada yang masuk [datanya] lewat Pak Sekda atau lewat kami di LLDikti," ucapnya.
Sekda DIY Gatot Saptadi mengatakan pendataan terkait kondisi mahasiswa Sulteng masih terus dilakukan terutama berkaitan dengan bantuan pendidikan selama di Jogja. Menurut dia, sudah ada komitmen dari para rektor perguruan tinggi di Jogja untuk membantu mereka mulai dari membebaskan biaya, penundaan pembayaran, dan memberikan keringanan. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya kebijakan setiap rektor, Pemda DIY tidak bisa mengintervensi.
"Kebetulan beda-beda, ada yang satu perguruan tinggi ada 200 mahasiswa, ada juga yang cuma sembilan mahasiswa," ujarnya.
Gatot mengatakan soal kemungkinan ada beasiswa, pihaknya belum ada rencana tersebut. Terpenting saat ini masih menggunakan pendekatan darurat agar para mahasiswa tetap bisa kuliah dan makan. Serta untuk kebutuhan sehari-hari seperti membayar kamar indekos dan transportasi akan segera dipikirkan namun masih menunggu kepastian data.
"Gubernur DIY akan mengirim surat ke semua perguruan tinggi di DIY untuk merespons adanya mahasiswa terdampak gempa Sulteng," tegasnya.
Gatot mengatakan Pemda DIY turut memberikan pendampingan psikologi bagi mahasiswa Sulteng di Jogja berkoordinasi dengan BPBD DIY. Selain itu banyak perguruan tinggi di Jogja yang sudah menerjunkan psikolog untuk membantu korban gempa Sulteng di lokasi bencana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kasus Covid-19 di Singapura Meningkat 2 Kali Lipat dalam Sepekan
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Produk Turunan Sawit UMKM Jogja Dipamerkan di Acara Indonesia Plantation Watch 2024
- Soal Potensi Kustini-Danang Kembali Berduet di Pilkada 2024, Ini Kata Sekretaris DPC PDIP Sleman
Advertisement
Advertisement