Advertisement
HUT KULONPROGO: Pengentasan Kemiskinan Masih Jadi PR

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Memasuki usia ke-67, pengentasan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo. Meski demikian sejumlah warga menilai tingkat kemiskinan di daerah bersemboyan Binangun ini mulai menurun.
Salah satunya diungkapkan seorang tenaga pendidik asal Desa Plumbon, Kecamatan Temon, Khafid Pradana. Menurutnya tingkat kemiskinan di Kulonprogo terus menurun seiring dilaksanakannya Program Bedah Rumah yang diusung Bupati Hasto Wardoyo. Program itu menjadi salah satu titik sentral dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat. "Bedah rumah tidak hanya di wilayah perkotaan, tetapi warga yang berada di wilayah pelosok seperti di Kokap juga ikut merasakan program tersebut," ucapnya kepada Harian Jogja, Minggu (14/10/2018).
Advertisement
Hal senada diungkapkan Tri Juniantoro, warga Desa Margosari, Kecamatan Pengasih. Karyawan swasta ini menuturkan pembangunan di Bumi Menoreh terus berkembang. Walhasil tingkat perekonomian masyarakat juga berangsur naik. "Dibanding tahun-tahun sebelumnya seperti cerita simbah saya dulu, saat ini Kulonprogo jauh lebih berkembang, kemiskinan juga mulai berkurang," katanya.
Seorang pengusaha asal Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Dimas Syukron Arif, juga berpendapat sama. Menurutnya saat ini tingkat kemiskinan di wilayah Wates telah jauh menurun. Program pemerintah, menurut Dimas, mampu mengentaskan kemiskinan.
Meski tingkat kemiskinan dinilai menurun, baik Khafid, Tri maupun Dimas berharap Pemkab Kulonprogo memiliki program lain yang lebih konkret dalam pengetasan kemiskinan. Mereka sepakat warga butuh diberdayakan, bukan hanya sekedar diberi bantuan.
Khafid mengatakan Pemkab perlu meningkatkan kesejahteraan warganya melalui jalur lain seperti pemberian modal keterampilan maupun modal pendanaan usaha. Pemkab, menurutnya, harus lebih menggencarkan pelatihan keterampilan bagi ibu-ibu rumah tangga serta anak muda. Selain itu usaha tingkat rumahan perlu lebih diperhatikan agar mampu bersaing dan berkembang. Dalam hal ini dia menyoroti ihwal pemasaran produk. "Program desa wisata juga harus segera direalisasikan di setiap desa di Kulonprogo, mengingat beberapa tahun ke depan di kabupaten ini bakal ada bandara baru," ucapnya.
Terkait dengan keberadaan New Yogyakartya International Airport (NYIA), Khafid meminta pemerintah maupun warga sekitar agar mempersiapkan diri sedini mungkin. Dia tidak ingin warga lokal hanya menjadi penonton bahkan budak dari perkembangan di wilayah sendiri. "Saya berharap semoga ada kesadaran dari masyarakat dan juga support dari pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan di wilayah Kulonprogo, karena hal ini merupakan tanggung jawab bersama," ucap Khafid.
Tri Juniantoro mengatakan dalam pengentaskan kemiskinan, lebih baik menggunakan model program pemberdayaan masyarakat. Dia mengumpamakan warga adalah orang yang diberi pancing. Pancing tersebut kemudian digunakan untuk memancing ikan. Hal itu menurutnya lebih efektif dibanding warga langsung diberi hasil ikannya. "Kalau hanya diberi hasil yang sudah jadi, warga tidak mau berusaha sendiri, harus ada program pemberdayaan masyarakat mandiri," katanya.
Pemkab Kulonprogo terus berusaha mempercepat pengentasan kemiskinan di wilayah ini yang mencapai 20,03%. Jumlah itu tertinggi dibanding kabupaten dan kota di DIY.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan jajarannya memiliki program bedah rumah dari Badan Amil Zakat Daerah (bazda), bantuan perorangan hingga pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. Menurutnya program tersebut mampu mengentaskan kemisminan. Dia juga optimistis kemiskinan di Kulonprogo akan berkurang dengan cepat.
Hasto menjelaskan kemiskinan di Kulonprogo ada dua kriteria, yakni kemiskinan absolut yang terdiri disabilitas dan jompo atau lanjut usia dan kemiskinan tidak permanen, seperti pengangguran. Dikatakan Hasto, sejumlah upaya terus dilakukan untuk menurunkan tingkah kemiskinan absolut ini. Salah satunya dengan diikutkannya warga kurang mampu dalam kartu keluarga salah satu keluarganya, dan diberikan bantuan setiap bulannya. "Sedangkan kemiskinan tidak permanen dapat diberdayakan melalui pemberdayaan ekonomi dan program padat karya," kata Hasto, Minggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Dedi Mulyadi Larang Wisuda Sekolah, Begini Kata Mendikdasmen
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Dinilai Lebih Menguntungkan, Warga Purwosari Gunungkidul Getol Menanam Bawang Merah
- 10 Tersangka Kasus Narkoba Ditangkap, Dari Kurir Paket Hingga Karyawan BPR
- Pembeli Tanah Pertanyakan Langkah Anak Mbah Tupon Melaporkan Dirinya ke Polda DIY
- Hore! Jaringan Internet di Kawasan Wisata Pantai Selatan Kulonprogo Diperluas
- Sampah dari Pasar Gamping yang Dibuang di Kawasan Pantai Dewa Ruci Akhirnya Dikubur
Advertisement
Advertisement