Advertisement
Baru Januari, Kasus DBD di Kulonprogo Sudah 5
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO--Selama Januari ini, Puskesmas Pengasih I sudah menerima lima pasien kasus Demam Berdarah (DBD). Padahal pada 2018 saja, kasus DBD hanya mencapai lima kasus setahun.
Kepala Puskesmas Pengasih I, Setiaji Wibowo mengatakan, pihaknya akan mengantisipasi adanya pola enam tahunan DBD di Kulonprogo. Namun, menurutnya, lonjakan terjadi pada Januari ini, belum sampai pada analisa karena siklus tersebut.
Advertisement
"Kita memang belum memastikan seperti apa siklus enam tahunan itu. Tapi yang jelas karena kasusnya di Januari saja sudah melonjak, maka kami tingkatkan pencegahan secara intensif," ujar Setiaji pada Harian Jogja, Senin (28/1/2019).
Beberapa upaya pencegahan yang dilakukan oleh Puskesmas Pengasih I antara lain dengan Penyelidikan Epidemiologi (PE) DBD, selain itu pihaknya menggatakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ke lingkungan warga.
"Karena yang paling utama pemberantasan sarang nyamuk antisipasinya kerjasama dengan lintas sektoral. Maka kami juga kordinasi lintas sektoral mulai tingkat kecamatan, desa, sampai pedukuhan," jelas Setiaji.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kulonprogo, pada 2018 terjadi peningkatan jumlah penderita DBD di Kulonprogo. Tahun lalu jumlah penderita DBD mencapai 109 orang. Sementara di 2017 mencapai 79 orang.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kulonprogo, Baning Rahayujati, jika merujuk pada pola enam tahunan peningkatan kasus DBD di Kulonprogo, maka sebenarnya pola tersebut akan terjadi di 2022. Hal tersebut merujuk pada lonjakan kasus yang tinggi DBD pada 2016 mencapai 381. Sementara sebelumnya, lonjakan kasus pun terjadi di 2010 yang mencapai 472 kasus.
Menurut Baning, kemungkinan pola enam tahunan peningkatan kasus DBD di Kulonprogo bisa saja terjadi, namun sekarang pola tersebut juga bisa saja berubah.
"Pola musim kita sekarang berubah. Ada hujan sepanjang tahun itu sangat berpengaruh, mungkin saja jumlah kasus bisa menurun tapi penyebarannya meluas. Kalau dulu kebanyakan di daerah datar, tapi sekarang di wilayah pegunungan juga mulai ada," kata Baning.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
Advertisement
Advertisement