Advertisement
Seni Jathilan Diponegaran Jadi Ikon Bantul

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL – Kesenian Jathilan Diponegaran akan menjadi ciri khas tersendiri bagi daerah Kabupaten Bantul. Rencananya pada 2019 ini tim Jathilan yang dibentuk oleh Dinas Kebudayaan Bantul ini akan dipentaskan di depan Gubernur.
Dinas Kebudayaan sendiri telah membentuk tim Jathilan yang melibatkan sebanyak 30 hingga 50 orang, tim tersebut telah dibentuk pada 2018 lalu. Setiap harinya tim ini berlatih untuk persiapan pentas di depan gubernur dari pukul 19.00 hingga 22.00.
Advertisement
“Kami sudah lama membentuk tim tersebut, kira-kira ada sekitar 30 sampai 50 orang yang terlibat untuk Jathilan Diponegaran ini. setiap hari sudah berlatih terus dari jam 7 malam hingga se-selesainya, biasanya sih sampai jam 10,” kata Staf Adat Seni dan Tradisi Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Damas Agus, ketika ditemui Harian Jogja pada Minggu (24/2/2019).
Pihak Dinas Kebudayaan dengan Forum Kesenian Jathilan Bantul (FKJB) sepakat untuk menjadikan Jathilan Diponegaran menjadi ikon. Namun kedua belah pihak tersebut masih ragu serta masih mencari apa yang membedakan antara Jathilan Diponegaran dengan yang lainnya.
“Kita [Dinas Kebudayaan] dan semua perkumpulan Jathilan Bantul sudah setuju menjadikan Diponegaran sebagai ikon Bantul. Tapi kita semua masih bingung dan masih mencari sesuatu yang menjadikan Diponegaran berbeda sama lainnya,” katanya.
Damas menargetkan tim yang telah dibentuk Dinas Kebudayaan akan tampil di depan Gubernur pada tahun ini, agar seni Jathilan Diponegaran menjadi ikon bagi warga kabupaten Bantul.
“Kami itu sudah audensi ke Bupati sudah sejak tahun lalu [2018] terus rencananya tahun ini kita akan launching ke Gubernur, tapi hingga saat ini kita masih cari waktu yang pas buat pementasannya itu. semoga memang bisa terlaksan di tahun ini,” kata Damas.
Damas menambahkan bahwa sejauh ini pihaknya terkendala dimasalah biaya untuk melangsungkan pentas seni Jathilan tersebut. Sedangkan untuk menyelenggarakan pentas seni Jathilan cukup membutuhkan biaya yang banyak terkait masalah persiapan kostum dan properti serta biaya untuk pelaku seninya sendiri.
"Sebenarnya biaya itu kendala nomer dua, mungkin kalau biaya itu bisa kita usahakan lah. Kendala nomer satu itu waktu untuk pementasannya itu dan kita memang harus cari momen yang tepat untuk pementasan. Jika disuruh tampil sekarang tim yang kami bentuk siap kok tapi yaitu waktu sama momen kita masih bingung,” katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Indonesia Berharap Dukungan Belanda untuk Proyek Tanggul Laut Raksasa
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Okupansi Hotel Tak Optimal, PHRI DIY Sebut Kost Harian Harga Murah Jadi Biangnya
- Rp8,3 Miliar Anggaran Rehabilitasi RTLH di Sleman Disalurkan Pertengahan Juli 2025
- Libatkan Seluruh Perangkat Daerah, Pemkot Jogja Targetkan Stunting di Bawah 10 Persen
- Ini Langkah Desa Wisata di Kulonprogo Mengatasi Dampak Larangan Study Tour dari Jawa Barat
- Pemkab Sleman akan Tata PKL di Lapangan Pemda
Advertisement
Advertisement