Advertisement

BPPTKG: Luncuran Awan Panas Merapi 1,1 Km Tergolong Kecil

Abdul Hamied Razak
Selasa, 26 Februari 2019 - 02:57 WIB
Nina Atmasari
BPPTKG: Luncuran Awan Panas Merapi 1,1 Km Tergolong Kecil Gunung Merapi mengeluarkan awan panas dan lava pijar pada Senin (18/2/2019) pagi. Kondisi tersebut terpantau dari daerah Bimomartani, Ngemplak, Sleman. - Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogja menyimpulkan awan panas yang meluncur pada Senin (25/2/2019) pukul 11.24 WIB tergolong kecil. Jarak luncurnya hanya 1.100 meter atau masih di bawah titik aman yang direkomendasikan sejauh 3km.

"Awan panas itu masih kurang dari rekomendasi yang kami sampaikan. Kalau sudah menyentuh 3km kami tentu akan melakukan evaluasi. Jadi statusnya masih sama [Waspada], dan rekomendasinya juga masih sama. Masyarakat masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa karena tidak ada perubahan aktivitas yang signifikan," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida kepada  wartawan, Senin (25/2/2019).

Hingga kini, katanya, suplai magma masih kecil sehingga keluarnya awan panas masih sedikit. Selain itu, ancaman yang muncul juga masih belum membahayakan penduduk.

"Sudah saya sampaikan berkali-kali bahwa suplai magma sekarang ini kecil sekali ya. Sehingga ini yang membuat diam setelah itu kembali terjadi awan panas kecil, setelah diam baru nanti muncul lagi," ujarnya.

Sementara akibat awan panas guguran, lanjut Hanik, hujan abu tipis terpantau terjadi di lereng Merapi yang berada wilayah Kabupaten Magelang. Tercatat sebagian wilayah Kecamatan Dukun di Kabupaten Magelang terdampak hujan abu tipis.

"Hujan abu itu tipis sekali sehingga hanya turun di sekitar Merapi saja. Jangan dibilang sampai penerbangan ya, ini masih kecil. Saya sampaikan masih kecil, dan juga abunya tipis sekali sehingga hanya lokal saja," katanya.

Menurutnya, ini merupakan awan panas ke 13 kalinya sejak 29 Januari lalu. Hal itu menunjukkan aktivitas Merapi masih dalam skala kecil karena suplai magma dari dalam terbatas.

Meski begitu, dia tetap meminta agar masyarakat mewaspadai potensi banjir lahar hujan meskipun volumenya saat ini masih sedikit. Hal itu terkait dengan masih adanya hujan di wilayah Merapi. "Kalau hujan lebat ke arah hulu ada, potensi Kahar juga masih kecil," katanya.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lowongan Kerja: Kemensos Buka 40.800 Formasi ASN 2024, Cek di Sini!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement