Advertisement
Geng Koplak Dibina Polisi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sekitar 20 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) tergabung dalam geng koplak yang digelandang oleh aparat Polresta Jogja, Minggu (10/3/2019) dini hari WIB, mengikuti pembinaan di Mapolresta Jogja, Selasa (12/3/2019).
Kapolresta Jogja, Kombes Pol Armaini mengatakan pembinaan tersebut dilakukan untuk mengedukasi para pelajar terkait dengan bahaya dampak kenakalan remaja, terutama yang mengarah pada kekerasan. Dia berharap pembinaan yang dilakukan polisi terhadap para pelajar itu bisa dilanjutkan secara intensif nantinya oleh orang tua mereka masing-masing.
Advertisement
“Itulah kenapa yang kami bina tidak hanya anak-anaknya, tetapi juga orang tuanya,” kata Armaini saat ditemui di Mapolresta Jogja, Selasa.
Melalui pembinaan kepada orang tua, dia berharap upaya kepolisian dalam meminimalkan kejahatan jalanan bisa terbantu oleh kontrol dari para orang tua. Orang tua, kata Kapolresta, harus mencegah anak-anak mereka bergaul apalagi nongkrong-nongkrong hingga pulang terlalu larut malam. “Karena itulah, jika kami melihat banyak anak nongkrong-nongkrong di jalan, mereka pasti kami minta untuk pulang,” ucap dia.
BACA JUGA
Armaini juga mengimbau setiap orang tua bisa lebih cermat dalam mengamati dan mengawasi pergaulan anak. Hal itu untuk mencegah anak-anak mereka menjadi korban atau pelaku kekerasan jalanan.
Selain tindakan represif berdasarkan hukum, Polresta diakui dia juga menerapkan langkah preemtif dengan cara sosialisasi dan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan preventif dalam menangani kekerasan jalanan. Beberapa upaya yang dilakukan adalah dengan patroli pada malam dan dini hari menyusuri sejumlah titik yang dianggap potensial menjadi lokasi kumpul-kumpul anak muda. Polresta mengaku sudah mengantongi hasil pemetaan titik-titik ini.
"Sering kami temui, anak-anak usia SMP, SMA nongkrong dengan alasan main game online, memanfaatkan jaringan internet gratis. Namun, satu di antaranya mereka ada yang bagian tubuhnya terluka, katanya karena diserang kelompok lain," ujarnya.
Semua Rawan
Kendati begitu, dia menegaskan tidak ada lokasi yang kemudian serta-merta disebut rawan kekerasan jalanan. Pasalnya seluruh wilayah di Jogja adalah lokasi yang rawan kejahatan kekerasan jalanan.
Selain itu, bila dari patroli itu didapati anak-anak yang membawa senjata tajam, anak-anak itu selanjutnya diproses hukum. Temuan itu mengindikasikan mereka sudah memiliki niat untuk melakukan kekerasan jalanan.
Seperti diketahui, 20 pelajar yang belakangan diketahui tergabung dalam geng bernama Koplak itu digelandang petugas, Minggu, pukul 03.30 WIB. Mereka ditangkap saat sedang bergerombol di seputaran Jalan Letjen S. Parman, Kampung Sindurejan, Kecamatan Wirobrajan.
Penangkapan dilakukan lantaran salah satu dari mereka kedapatan membawa senjata tajam berupa celurit.
Kasubag Humas Polresta Jogja, Iptu Sartono menjelaskan para pelajar yang tergabung dalam geng Koplak itu, diduga hendak tawuran. “Mengetahui adanya temuan senjata tajam, petugas langsung membawa mereka ke Mapolresta Jogja,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Tak Hanya ASN, Pemkab Bantul Ajak Warga Miskin Gabung KDMP
- Glagah Tropicolorun Sukses, Dispar Catat Peningkatan Kunjungan
- Buruh DIY Desak Revisi UU Ketenagakerjaan Berperspektif Gender
- Status Sentra Salak Sleman Terancam Hilang, Produksinya Tak Berkembang
- Pasar Godean Terapkan Parking Gate, Siap Uji Coba Tarif Progresif
Advertisement
Advertisement