Advertisement

ORI Dalami Dugaan Kekerasan di SMPN 10 Jogja

Herlambang Jati Kusumo
Sabtu, 23 Maret 2019 - 04:47 WIB
Budi Cahyana
ORI Dalami Dugaan Kekerasan di SMPN 10 Jogja Ombusdman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Jogja saat mendatangi SMPN 10 Jogja, Jumat (22/3/2019). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ombusdman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Jogja mendatangi SMPN 10 Jogja, Jumat (22/3/2019) untuk mendalami dugaan kekerasan yang dilakukan guru kepada siswa yang terjadi Rabu (20/3/2019).

Koordinator Bidang Penyelesaian Laporan ORI Perwakilan DIY, Nugroho Andriyanto, mengungkapkan investigasi dilakukan untuk menindaklanjuti laporan dugaan kekerasan yang dialami seorang siswa.

Advertisement

“ORI berkepentingan untuk memastikan ada tidaknya dugaan kekerasan. Meskipun tidak ada laporan, ORI berwenang melakukan investigasi. Kami menemui kepala sekolah dan guru yang diduga melakukan kontak fisik dengan siswa,” ucap Nugroho, Jumat.

Dalam investigasi tersebut ORI menggali informasi mengenai kronologi kejadian serta upaya yang dilakukan pihak sekolah dan orang tua siswa untuk menyelesaikan persoalan itu.

Berdasarkan informasi dari kepala sekolah dan guru, orang tua siswa didampingi anggota DPRD Kota Jogja sudah bertemu dengan pihak sekolah, dan sepakat menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan. ORI DIY belum bisa menyimpulkan ada tidaknya maladministrasi dalam penyelesaian persoalan,

“Kami akan melihat bagaimana standar operasional prosedurnya. Kalau ada temuan pasti kami tindaklanjuti dan kami koordinasikan dengan pihak terkait kalau memang ada. Indikasi harus dicermati dari beberapa hal, aturan seperti apa. Kami masih belum bisa menyimpulkan,” ucapnya.

Ketua KPAI Jogja, Ki Sutikno, mengaku sebagai lembaga yang melindungi anak, jajarannya ikut mengawasi persoalan yang terjadi. Saat ini KPAI telah mendapat data hampir 70% menyangkut masalah ini dan akan berkoordinasi dengan instansi terkait. “Kami mengawasi anak dari nol sampai 18 tahun. Kami ingin mewujudkan hak anak terkendali untuk tumbuh kembang. Kedatangan kami untuk mencari titik kebenaran,” ucapnya.

Menurut Ki Sutikno, yang terpenting saat ini adalah menciptakan Jogja yang ramah terhadap anak. Di Jogja jumlah sekolah ramah anak baru sekitar 46 sekolah, dan kebetulan SMPN 10 Jogja belum tersentuh. Nantinya akan diberi pemahaman agar menciptakan sekolah yang ramah anak, mulai dari guru, tukang kebun hingga masyarakat sekitar.

Kepala SMPN 10 Jogja, Arief Wicaksono, menyatakan sehari setelah kejadian atau Kamis (21/3) pihaknya mengundang orang tua siswa yang kemudian datang didampingi Komisi D DPRD Kota Jogja. Dalam pertemuan yang digelar, orang tua siswa dan pihak sekolah sepakat menyelesaikan persoalan yang terjadi secara kekeluargaan. “Intinya orang tua siswa sudah memaafkan, guru yang bersangkutan juga sudah meminta maaf,” ucapnya.

Ia mengungkapkan siswa berinisial AA juga masih berkeinginan bersekolah di SMPN 10 Jogja.“Ibunya juga menyadari kalau anaknya agak nakal, tapi kami harus bersama-sama membina. Harapannya sekolah dan orang tua bisa saling koreksi dan saling memahami aturan yang berlaku,” katanya.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Jogja, Budi Asrori, saat ditemui Kamis (21/3/2019), belum bisa menyampaikan hasil klarifikasi yang dilakukan. “Kami bakal mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Terkait dengan sanksi kepegawaian, kami juga belum menentukan. Kami selalu mengingatkan kepada semua guru agar lebih bersabar,” ucapnya.

Dugaan penganiayaan guru terhadap seorang siswa di SMPN 10 Jogja bermula saat AA yang diantarkan ibunya, AMN, tiba di sekolah namun terlambat. Diduga karena terlambat itulah AA mendapat sanksi untuk mencabut rumput. Saat itulah ada seorang guru yang diduga menendang pantat AA, dan kemudian menyuruhnya pulang. Namun dugaan kekerasan itu dibantah pihak sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Jogjapolitan | 10 hours ago

Berita Pilihan

Advertisement

alt

1.119 WNI Berhasil Dipulangkan ke Tanah Air dari Zona Konflik hingga Bencana Alam

News
| Sabtu, 27 April 2024, 04:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement