Advertisement

Penanganan Kebencanaan Butuh Multidisiplin Ilmu

Sunartono
Kamis, 28 Maret 2019 - 21:27 WIB
Sunartono
Penanganan Kebencanaan Butuh Multidisiplin Ilmu Kegiatan seminar manajemen bencana, Kamis (28/3/2019). - Ist/Unriyo.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Manajemen penanganan kebencanaan membutuhkan multidisiplin ilmu yang bisa dilibatkan. Selain melakukan pencegahan timbul banyaknya korban sekaligus bisa merencanakan penanganan saat terjadinya bencana dengan tepat. Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam memberikan sumbangsih penanganan kebencanaan.

Isu manajemen kebencanaan ini dibahas dalam Seminar Nasional bertajuk Pendekatan Multidisiplin Ilmu dalam Manajemen Bencana yang dihelat oleh Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) di salah satu hotel di Yogyakarta, Kamis (28/3/2019). Kegiatan yang digelar dalam rangka Dies Natalis Unriyo ke-10 ini sekaligus untuk memberikan kontribusi dari akademisi di bidang manajemen kebencanaan.

Advertisement

Ketua Panitia Dies Natalis Unriyo ke-10 Hamzah mengatakan pihaknya sengaja mengangkat tema tentang kebencanaan dengan harapan dapat menghasilkan berbagai ide tentang penanganan kebencanaan. Harus disadari kondisi geografis Indonesia sangat rawan bencana sehingga perlu diantisipasi sehingga sangat penting adanya manajemen kebencanaan dengan multidisiplin ilmu.

“Kenapa harus multidisiplin karena dengan itu kami berharap ada gabungan ilmu bisa menyelesaikan masalah kebencanaan, yang selama ini mungkin, kalau kami melihat hanya dari sisi kesehatan saja. Ternyata teknologi dan sosial ekonomi juga bisa dilibatkan, ini sejalan dengan fakultas-fakultas di perguruan tinggi kami,” kata dia dalam rilisnya, Kamis (28/3/2019).

Ia menambahkan dalam pertemuan ilmiah itu menghadirkan mahasiswa dan dosen dari berbagai perguruan tinggi yang secara khusus mempelajari atau melakukan penelitian di bidang kebencanaan. Pihaknya sudah membangun komunitas kebencanaan yang terdiri dari dosen dan mahasiswa yang setiap saat bisa diterjunkan ketika ada bencana.

“Termasuk saat bencana banjir kemarin, kami terjunkan ke lokasi, memang butuh multidisiplin ilmu sehingga penanganannya lebih menyeluruh. Dalam diskusi ini kami menghadirkan pakar-pakar di bidang ilmu masing-masing dalam kaitan manajemen kebencanaan,” kata akademisi yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Unriyo ini.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unriyo Fransisca Lanni menyatakan, sesuai dengan arahan Kemenristekdikti dan Instruksi Presiden, bahwa kurikulum perguruan tinggi harus diberikan materi kebencanaan. Seminar ilmiah tersebut menjadi komitmen Unriyo dalam memberikan materi kebencanaan kepada dosen dan mahasiswa sehingga memiliki wawasan yang cukup untuk melakukan mitigasi.

“Apalagi pada 2018 ini termasuk kelam buat kita [bangsa Indonesia], selama satu dekade meski pada 2018 ini jumlah bencananya turun tetapi korbannya naik. Sehingga perguruan tinggi yang di dalamnya ada dosen tenaga ahli ini harus berkontribusi mengatasi kebencanaan dengan ide-idenya. Kami tentu ingin agar Indonesia memiliki kesiapan seperti Jepang dalam manajemen bencana,” katanya.

Ahli Hidrologi UGM Agus Maryono dalam kesempatan itu mengatakan, salah satu kegiatan yang perlu dilakukan dalam mencegah terjadinya bencana dalam hal ini banjir adalah merawat sungai. Ia sepakat dengan adanya gerakan kampus membersihkan sungai terdekat sehingga bisa bersih tidak dipenuhi dengan sampah.  

“Saat ini sudah mulai banyak gerakan dari kampus seperti mahasiswa untuk membersihkan sungai, ini harus terus dikembangkan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini

News
| Jum'at, 26 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement