Advertisement
Perkuat Kelompok Rentan untuk Kesiapsiagaan Bencana

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Strategi kesiapsiagaan berbasis komunitas masyarakat khususnya kelompok rentan harus diperkuat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana. Perguruan tinggi perlu mengambil peran dalam menjadi daya dukung khususnya membangun ketangguhan bencana tersebut.
Plt. Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Profesor Anugerah Widiyanto mengatakan kerentanan Indonesia sebagai negara kepulauan di Cincin Api Pasifik. Oleh karena itu membangun ketangguhan masyarakat adalah prioritas nasional, khususnya menonjolkan strategi berbasis komunitas khususnya kelompok rentan untuk mengurangi risiko di salah satu negara paling rawan bencana di dunia.
Advertisement
BACA JUGA: Siaga Darurat Bencana di Kota Jogja Diperpanjang, Warga Diimbau Waspada Genangan Air
"Memberdayakan masyarakat untuk mengumpulkan, menganalisis, dan bertindak berdasarkan data bencana adalah kunci meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan lokal, khususnya bagi kelompok rentan," katanya dalam Workshop Citizen Science untuk Bencana Alam: Meningkatkan Kesadaran Publik Melalui Pelibatan Kelompok Rentan di UPN Veteran Jogja.
Pakar Kebencanaan Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta Profesor Eko Teguh Paripurno sepakat terkait pentingnya penguatan kesiapsiagaan bencana berbasis komunitas khususnya kelompok rentan. Salah satunya ketangguhan dimulai dengan menghargai pengetahuan lokal.
"Dengan menjadikan masyarakat sebagai pusat kesiapsiagaan, kita memanfaatkan kekuatan sosial Indonesia untuk meminimalkan dampak bencana di masa depan," ujarnya.
Dalam ksempatan itu dilakukan peluncuran tiga sumber daya terobosan untuk mendemokratisasi edukasi kebencanaan. Terdiri atas, pertama, plikasi Web Scrollytelling yang merupakan platform digital interaktif yang menyajikan kesiapsiagaan bencana melalui narasi imersif.
BACA JUGA: 25 Rumah di Sleman Rusak Terdampak Hujan dan Angin Kencang
Kedua, buku panduan Kami Tangguh Kami Selamat, sebagai panduan berbasis komunitas dengan langkah-langkah praktis bagi kelompok rentan. Ketia, film animasi 3 Kota 3 Cerita Satu Negeri, bercerita tentang nuansa budaya yang menggambarkan ketangguhan bencana di berbagai wilayah Indonesia.
Produk ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan aksesibilitas, memastikan penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya dapat berpartisipasi aktif dalam pengurangan risiko bencana (PRB). Kegiatan ini merupakan kolaborasi UNESCO Management of Social Transformations (MOST), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Budi Luhur (UBL) dan UPN Veteran Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Sebut Nomor Ponsel Hasto Kristiyanto Ternyata Bernama Sri Rejeki Hastomo, Ini Komentarnya
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Puluhan Warga Jadi Korban Penipuan Aktivasi Identitas Kependudukan Digital
- Perubahan Rute Uji Coba Transportasi Bus Listrik di Malioboro, Sebelumnya Ngabean Beralih ke Kotabaru
- Laga Hidup Mati PSIS Semarang vs PSS Sleman, Penentu Masa Depan Laskar Mahesa Jenar dan Super Elja di Liga 1
- 10 Kalurahan di Gunungkidul Dinyatakan Lunas PBB, Ini Rinciannya
- Dampak Hujan dan Angin Kencang di Sleman, Pohon hingga Bangunan Pagar Roboh
Advertisement