Advertisement
Di Kulonprogo, Balita Gizi Buruk Masih Banyak

Advertisement
Harianjogja.com, WATES--Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo mendata, masih banyak ditemukan kasus gizi buruk di Kulonprogo. Meski demikian, persentase kasus tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data dari Dinkes Kulonprogo, pada tahun lalu, ditemukan kasus balita dengan gizi buruk sebanyak 182 jiwa atau 0,82%. Sementara, jumlah balita dengan gizi kurang sebanyak 2.439 jiwa atau 11,01%.
Advertisement
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kulonprogo Suhartini mengatakan banyak kasus balita dengan gizi buruk di Kulonprogo disebabkan karena pola asuh setelah lahiran. Selain itu, kondisi keluarga yang miskin dan tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi balitanya membuat balita terserang gizi buruk.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya gizi buruk yaitu pembawaan penyakit pada balita. "Balita yang sakit, misalnya penyakit jantung atau TBC (Tuberkulosis), itu ketika sulit disembuhkan akan gampang terkena gizi buruk," kata Suhartini pada Harian Jogja, Jumat (5/4/2019).
Meski Dinkes masih banyak menemukan kasus balita dengan gizi buruk, namun, persentase kasus gizi buruk mengalami penurunan. Pada 2018 kasus gizi buruk di Kulonprogo yaitu 0,82%, sedangkan di tahun sebelumnya sebanyak 0,89%.
Suhartini mengatakan, dalam mencegah adanya kasus gizi buruk, pihaknya melakukan berbagai langkah seperti pemberian tablet penambah darah kepada remaja perempuan di tiap sekolah. Hal tersebut dilakukan, karena banyak kasus gizi buruk yang disebabkan ibu yang hamil dalam kondisi anemia.
"Semua SMP dan SMA diberi [tablet penambah darah]. Beberapa desa ada juga yang mengalokasikannya untuk remaja di luar sekolah," ungkap Suhartini.
Pelaksana Harian Kepala Dinkes Kulonprogo, Ananta Kogam Dwi Korawan mengatakan, selain dengan pencegahan melalui pemberian tablet penambah darah, apabila ada kasus gizi buruk pada balita pihaknya langsung menanganinya dengan perawatan secara intensif melalui puskesmas atau rumah sakit.
Pihaknya juga memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). "Karena kebanyakan di Kulonprogo itu akibat pola asuh, makanya kita tekankan sosialisasi ke orang tua agar memperhatikan gizi anaknya," ujar Kogam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
Advertisement