Advertisement
Debit Air di Sumur Berkurang, Warga Kesulitan Air Bersih
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-- Warga di Dusun Gedang dan Dusun Kikis, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman mulai kesulitan air bersih. Debit air di sumur-sumur mulai berkurang memasuki musim kemarau tahun ini.
Salah seorang warga Dusun Gedang, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan Sleman, Yatimin, mengatakan, warga sudah mulai kesulitan air bersih sejak April lalu. “Setiap tahun, kalau musim kemarau seperti ini, warga memang selalu kesulitan air bersih,” kata Yatimin, Rabu (3/7/2019).
Advertisement
Ia mengatakan, sebenarnya, sudah ada sumur bor di Dusun Gedang, namun, sumur bor tersebut tidak bisa menjangkau semua warga. “Apalagi kalau kemarau, pasti debit airnya sedikit,” ucap dia.
Begitu pula dengan jaringan air bersih yang sudah ada, namun belum banyak membantu. Warga yang telah membayar Rp5.000 per meter kubik masih kesulitan mendapatkan air bersih karena debit air yang berkurang. “Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, warga mengandalkan satu sumur bor yang dibuat hasil swadaya warga,” ujar dia.
BACA JUGA
Pantauan Harianjogja.com, sumur tersebut terletak dibawah jurang, warga harus menimba air dan memasukkannya ke dalam tong yang telah disediakan disekitar sumur, baru nantinya air disalurkan ke rumah dengan menggunakan mesin pompa.
"Itu pun tidak bisa setiap hari mendapatkan air, karena harus bergilir dengan warga lainnya. untuk kebutuhan sehari-hari dicukup-cukupkan saja,” ucap dia.
Hingga saat ini, kata dia, belum ada bantuan droping air dari pemerintah. "Kalau tahun lalu sempat ada bantuan dropping air dari polisi,” ujarnya.
Salah satu warga di Dusun Kikis, Sambirejo, Prambanan, Sugiyem, mengatakan, daerahnya memang selalu menjadi langganan kesulitan air bersih saat musim kemarau sejak beberapa tahun yang lalu. “Di sini ada PAM tapi airnya hanya kecil. Kadang yang keluar malah cuma angin, ketersediaan air saat ini hanya bisa untuk kebutuhan pokok,” kata dia.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan mengatakan hingga saat ini, BPBD belum menerima permintaan untuk droping dari masyarakat.
“Kami telah melakukan survei ke daerah Kikis. Sumur bor di Kikis masih ada air walaupun debitnya berkurang, sejauh ini masih cukup," katanya.
Ia memperkirakan, permintaan droping air mulai banyak saat puncak kemarau yang diprediksi pada Agustus mendatang. “Tahun ini kami menyiapkan 75 tangki air untuk mengantisipasi kekeringan. Pada anggaran perubahan nanti kami mengusulkan tambahan, menjadi 200 tangki," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Senin 15 Desember 2025
- Prakiraan Cuaca DIY Senin 15 Desember 2025, Berawan dan Hujan Sedang
- PEKAN RISET GEOPARK 2025: Panggung Publikasi Riset Pelajar
- Jadwal KA Bandara YIA Xpress Senin 15 Desember 2025
- Geopark Jogja Gencarkan Edukasi Pelajar Lewat Riset Berkelanjutan
Advertisement
Advertisement





