Advertisement
Menjadi Orang Tua yang Siap Menjawab Pertanyaan Anak
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Menjadi orang tua yang baik perlu proses dan belajar, tidak hanya menjawab pertanyaan secara asal-asalan.
Marketing Communication Olifant School, Mariana Hastuti mengatakan gizi yang baik dan stimulasi dari lingkungan merupakan hal yang memberi pengaruh besar pada kreativitas dan kemampuan anak masa kini dalam merespon suatu hal atau situasi. Kemudahan mengakses berbagai informasi juga akan mendukung kemampuan anak–anak dalam memunculkan berbagai pertanyaan kepada orang tua.
Advertisement
Ketika dihadapkan pada pertanyaan spontan anak yang mengejutkan atau tidak terantisipasi, terkadang orang tua terjebak untuk mencari jawaban sekadarnya, mengarang sesuatu atau mengalihkan pembicaraan supaya anak berhenti bertanya, atau bahkan mengeluarkan power supaya anak–anak menurut tanpa banyak alasan.
Kemudian muncul pertanyaan apakah jawaban sudah sesuai. Seringkali pula sebagai orang tua membandingkan anak-anak sekarang dengan dahulu.
“Memenuhi rasa ingin tahu anak bukan hanya dengan memberikan jawaban langsung yang sempurna atau selalu menjadi kamus berjalan yang harus tahu jawaban atas semua hal. Ketika kita tidak memiliki jawaban atas pertanyaan anak, orang tua dapat juga mengarahkan mereka mencari tahu jawaban dari sumber–sumber yang lain,” kata Mariana melalui siaran pers, Rabu (7/8).
Kebutuhan sebagai orang tua kadang secara tidak sengaja muncul dalam merespons pertanyaan anak, yaitu supaya orang tua dianggap mengetahui segala hal dan selalu bisa menjawab pertanyaan mereka. Namun seringkali hal ini menyebabkan anak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang benar. Di saat orang tua mendampingi anak dan bersama dengan mereka mencari jawaban atau penyelesaian atas suatu persoalan, maka pada saat itu juga mengajarkan cara kepada anak–anak bagaimana mencari solusi atas persoalan mereka sekaligus memperkaya pengetahuan orang tua pada saat yang bersamaan.
Orang tua perlu memahami tingkat perkembangan emosional, fisik dan intelektual anak untuk dapat memberi penjelasan yang sesuai untuk mereka. Kejujuran, kejelasan dan keterbukaan dalam berkomunikasi juga dibutuhkan dalam mendampingi anak–anak.
“Lebih baik berkata Mama belum tahu, kita cari tahu jawabannya sama–sama ya. Dibandingkan kita memberikan jawaban yang bukan sebenarnya. Tetaplah bersikap tenang dalam memberikan respons dalam situasi yang tidak terduga ketika anak bertanya, sehingga kita bisa tetap memberikan arahan positif bagi mereka. Dan yang terakhir jangan lupa untuk menghargai usaha mereka untuk bertanya dan mencoba berempati kepada mereka dengan selalu berusaha memahami hal yang mereka ingin ketahui,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Hari Warisan Dunia Tekankan Peran Anak Muda sebagai Pelestari Warisan Budaya Berkelanjutan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan BMKG, Waspada Hujan Lebat Disertai Petir di Wilayah DIY, Hari Ini Kamis 18 April 2024
- Pola Baru Kunjungan Wisatawan Selama Libur Lebaran 2024, Pusat Kuliner dan Oleh-oleh Ramai
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Kamis 18 April 2024
- Pilkada 2024, KPU Jogja Gandeng Disdukcapil Memastikan Akurasi Data Pemilih
- Baznas Kota Jogja Luncrukan Madrasah Al-Quran bagi Difabel Tuna Netra
Advertisement
Advertisement