Advertisement

Kena Sidak, Rumah Makan di Gunungkidul Ketahuan Pakai Gas Bersubsidi

Rahmat Jiwandono
Senin, 19 Agustus 2019 - 18:37 WIB
Bhekti Suryani
Kena Sidak, Rumah Makan di Gunungkidul Ketahuan Pakai Gas Bersubsidi Ilustrasi elpiji 3 Kg. - SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gunungkidul menggelar inspeksi mendadak (sidak) di empat rumah makan pada Senin (19/8/2019) terkait pemakaian gas elpiji tiga kilogram. Hasilnya, ditemukan tiga rumah makan yang masih menggunakan gas elpiji ukuran tiga kilo untuk memasak.

Ketiga rumah makan tersebut ialah Bakso Baskom, rumah makan Bu Sudar, dan rumah makan bebek goreng Pak Koes yang semuanya berada di Kota Wonosari, Kecamatan Wonosari. Bakso Baskom kedapatan mempunyai 19 tabung gas 3 kilo, rumah makan Bu Sudar punyai 16 tabung gas, dan bebek goreng Pak Koes dua tabung gas.

Advertisement

Hal itu bertentangan dengan Peraturan Presiden (Perpres) No.104/2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG, gas LPG 3 kilogram seharusnya digunakan untuk rumah tangga. Selain itu, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) No.26/2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG.

"Hal itu yang menjadi dasar sidak kami," ucap Kepala Disperindag Gunungkidul, Johan Eko Sudarto, Senin (19/8/2019).

Lebih lanjut ia menjelaskan, lokasi rumah makan yang disidak tidak direncanakan sebelumnya. Sidak dilakukan sebagai tindak lanjut pemantauan dari Ombudsman berkaitan instruksi Disperindag baik di Kabupaten atau Kota se-DIY mengadakan sidak.

"Tujuannya digelar sidak adalah agar penggunaan gas tiga kilogram tepat sasaran," jelasnya.

Dalam sidak tersebut juga melibatkan pihak Pertamina. Pertamina sedang gencar melakukan pembatasan dan pengendalian gas 3 kilogram di rumah makan.

"Yang boleh memakai gas tiga kali untuk pelaku usaha kriterianya nilai aset bangunan kurang dari Rp50 juta serta omzetnya dalam setahun kurang dari Rp300 juta," kata Sales Eksekutif Retail Pertamina, Ali Akbar Felayati.

Menurut dia, kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram disebabkan oleh pelaku usaha yang nakal. Pelaku usaha diimbau untuk mengganti dua tabung gas tiga kilogram dengan satu buah tabung bright gas isi 5,5 kilogram.

"Ini salah satu metode pendekatan yang kami lakukan agar pelaku usaha sadar," imbuh dia.

Pihaknya memberikan apresiasi kepada pelaku usaha yang tidak memakai gas elpiji ukuran tiga kilogram. Pertamina memberi bright gas yang sudah terisi, dengan harapan pelaku usaha lainnya ikut sadar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement